Full Description

Cataloguing Source
Content Type
Media Type
Carrier Type
Physical Description v, 119 hlm. ; 30 cm. + lamp.
Concise Text
Holding Institution Universitas Indonesia
Location Perpustakaan UI, Lantai 3
 
  •  Availability
  •  Digital Files: 1
  •  Review
  •  Cover
  •  Abstract
Call Number Barcode Number Availability
S-Pdf TERSEDIA
No review available for this collection: 20313154
 Abstract
Pembangunan pariwisata di Bali telah banyak memberikan perubahan terhadap lingkungan Bali. Perubahan-perubahan baik fisik maupun sosial membuat masyarakat Bali harus menyesuaikan dirinya ke dalam lingkungan yang baru. Penelitian ini memusatkan perhatiannya terhadap proses penyesuaian diri masyarakat Bali terhadap perubahan lingkungan tersebut. Masyarakat Bali adalah masyarakat yang bersifat religius. Oleh karena itu penelitian ini ingin melihat lebih jauh bagaimana hubungan antara keberagamaan, dalam hal ini Hindu, dengan penyesuaian diri masyarakat Bali

Teori mengatakan bahwa ranah keberagamaan yang berhubungan dengan penyesuaian diri seseorang adalah orientasi beragama (terdiri dari orientasi ekstrinsik sosial ekstrinsik personal dan intrinsik), pandangan agama (pandangan tentang Tuhan), dan gaya coping agama (serah-diri, atur-diri, kerja-sama). Teori yang berkembang di Barat mengatakan bahwa pandangan tertentu tentang Tuhan akan berhubungan dengan salah satu tipe orientasi beragama dan bersama-sama akan mendasari gaya coping seseorang dalam menghadapi masalah, dan selanjutnya akan berhubungan dengan penyesuaian diri seseorang.

 Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk itu dilakukan penyusunan dan pengadaptasian alat ukur masing-masing variabel berupa kuesioner. Analisa statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi (Pearson Product Moment), Regresi Majemuk, Analisa Varians dan Analisa Faktor. Pengukuran penyesuaian diri menggunakan kecemasan sebagai indikator penyesuaian diri, dengan asumsi semakin cemas seseorang dalam suatu situasi tertentu (intensitas dan frekuensi mnnculnya kecemasan tinggi) mengindikasikan kesulitan penyesuaian diri dalam situasi tersebut.

Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa variabel keberagamaan bisa meramalkan (menjelaskan) kecemasan masyarakat Bali terhadap perubahan lingkungan akibat pembangunan (kemajuan) pariwisata. Tetapi tidak semua variabel keberagamann bisa dijadikan peramal yang baik. Penelitian ini menunjukkan bahwa pandangan Tuhan yang Pemarah atau Tuhan yang akan murka apabila manusia berbuat kesalahan berhubungan dengan orientasi beragama seseorang untuk menggunakan agama sebagai alat untuk mendapatkan ketenangan, rasa aman dan justifikasi diri (ekstrinsik personal). Dan kedua variabel ini herhublmgan dengan gaya coping yang bekemja sama dengan Tuhan dalam menghadapi masalah. Dan ternyata variabel-variabel tersebut berkorelasi positif dengan kecemasan.

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya pandangan bahwa Tuhan yang Pemarah ini kemungkinan membuat manusia merasa takut berbuat salah dalam situasi yang banyak berubah (perubahan lingkungan), dan ini mendasari seseorang (masyarakat Bali) untuk mencari rasa aman atau ketenangan batin dengan menggunakan agamanya (ekstrinsik personal) dan akan memberi peran yang besar pada Tuhan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dengan gaya coping kerja-sama atau serah-diri. Korelasi antara kecemasan dengan gaya coping serah-diri berarti bahwa semakin cemas seseorang dalam suatu situasi yang berkaitan dengan perubahan lingkungan di Bali, akan semakin memasrahkan masalah yang dihadapinya kepada Tuhan karena takut berbuat salah dan mendapat murka dari Tuhan.

Saran yang bisa diberikan dalam penelitian ini herhubungan dengan kepentingan studi lebih lanjut. Salah satunya adalah saran metodologis untuk lebih meningkatkan keterandalan alat ukur dengan penyempurnaan pada proses adaptasi alat dan penggunaan sampel yang lebih ditekankan pada pembagian kelompok berdasarkan warna/kasta seseorang di Bali, karena ternyata timbul perbedaan skor kecemasan berdasarkan pengelompokan warna/hasta.