Hubungan antara kepribadian penolong dan aspek-aspeknya terhadap motivasi menolong (studi terhadap relawan lsm hiv/aids pada beberapa lsm hiv/aids di jakarta)
(Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997)
|
Masalah epidemi HIV/AIDS menjadi masalah luasyang mencakup juga masalah ekonomi dan sosial budaya. Diantara banyak pihak yang memberikan perhatian terhadap paraodha (orang dengan HIV/AIDS), kaum relawan yang sengajamelibatkan diri pada LSM HIV/AIDS adalah salah satunya.Aktifitas yang dilakukan para relawan tersebut dapatdikatakan sebagai tingkah laku menolong. Tingkah lakumenolong ini menjadi berbeda karena beberapa tantangan yangharus dihadapi seperti waktu yang cukup lama, tenaga, biayaserta masih adanya stigma di masyarakat terhadap odha.Berkaitan dengan adanya pengorbanan yangdituntut dari para relawan, motivasi mereka menjadi pentinguntuk diperhatikan mengingat motivasilah yang menjadipenggerak suatu tingkah laku. Pengetahuan tentang motivasiini penting bagi usaha-usaha mempertahankan dan meningkatkanmotivasi para relawan.Adapun bentuk-bentuk motivasi para relawan yangditeliti dalam penelitian ini adalah motivasi yang digunakanoleh Omoto & Snyder (1995) dalam suatu penelitian di AmerikaSerikat yaitu, Value, community concern, understanding,personal development dan esteem enhancement.Selain motivasi, ada faktor lain yang jugaberpengaruh terhadap tingkah laku menolong yaitukepribadian. Faktor kepribadian ini menjadi penting karenakepribadian menentukan pola berespon seseorang secarainternal, mental dan emosional terhadap lingkungannya.Dengan demikian, kepribadian ini jugalah yang berperanterhadap motivasi. Adapun aspek-aspek kepribadian yangditeliti pada penelitian ini adalah empathy, socialresponsibility' dan nurturance. Selain bertujuan untukmemperoleh gambaran aspek-aspek kepribadian serta motivasimenolong para relawan, penelitian ini juga melihat hubungan antara setiap aspek kepribadian terhadap motivasi relawan.Ternyata ditemukan bahwa aspek nurturance yang berhubungandengan semua jenis motivasi yang ada. Sedangkan aspekempathy dan social responsibility berkorelasi terhadapvalue dan understanding dan tidak berkorelasi dengancommunity concern, personal development dan esteemenhancement.Salah satu hasil yang menarik dalam penelitianini adalah adanya perbedaan hasil antara penelitian inidengan penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat yaitumengenai faktor utama yang berperan dalam tingkah lakumenolong. Dalam banyak penelitian yang dilakukan para ahli,faktor utama yang mendorong seseorang untuk menolong adalahempathy. Sedangkan dalam penelitian ini yang yang lebihmendorong seseorang untuk menolong adalah nurturance. Apakahtingkat empathy masyarakat Indonesia lebih rendah daripadamasyarakat Amerika? Untuk menjawab pertanyaan ini tentudiperlukan suatu penelitian khusus.Penelitian ini dilakukan terhadap 30 orangrelawan di tiga buah LSM HIV/AIDS di Jakarta yaitu YayasanPelita Ilmu, Mitra Indonesia dan Centra Mitra Muda. Adapunalat ukur yang digunakan adalah kuesioner dengan bentukskala likert. |
S-PDF-Ambarsari MIsgiyanti.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | S-Pdf |
Subjek : | |
Penerbitan : | [Place of publication not identified]: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | |
Tipe Konten : | |
Tipe Media : | |
Tipe Carrier : | |
Deskripsi Fisik : | v, 117 hlm. ; 30 cm + lamp. |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
S-Pdf | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20313305 |