Skripsi ini membahas sejarah Vrijmetselarij atau yang lebih dikenal Freemasonrydi Indonesia. Terutama hubungan Vrijmetselarij dengan elit pribumi di Jawa sejaktahun 1908, ketika kemunculan organisasi modern pertama, Budi Utomo, sampaidibubarkannya Vrijmetselarij di Indonesia pada tahun 1962. PerhatianVrijmetselarij terahadap bidang pendidikan, termasuk pendidikan untuk pribumi,disinyalir menjadi salah satu faktor kemunculan elit modern Indonesia yangmayoritas para tokohnya berlatar belakang pendidikan Barat. Mayoritas elitpribumi yang bergabung dengan Vrijmetselarij pun mempunyai latar belakangpendidikan yang baik. Ketika keanggotaan Vrijmetselarij dari kalangan elitpribumi sudah mencapai suatu keadaan yang mapan setelah Indonesia merdeka,maka didirikanlah Loji Agung Indonesia yang independen, meskipun umurnyatidak panjang Abstract This thesis discusses the history Vrijmetselarij or better known as Freemasonry inIndonesia. Especially Vrijmetselarij relationship with the indigenous elites in Javasince 1908, when the emergence of the first modern organization, Budi Utomo,until the dissolution of Vrijmetselarij in Indonesia in 1962. Vrijmetselarijattention to education, including education for the natives, presumably be onefactor in the emergence of modern Indonesian elite that the majority of thecharacters of Western educational backgrounds. The majority of the indigenouselite who joined Vrijmetselarij also have a good educational background. Whenmembership Vrijmetselarij of indigenous elites had reached a steady state afterIndonesia's independence, the Indonesian Supreme Lodge founded anindependent, though its age is not long. |