ABSTRAK Pada dasarnya setiap orang memiliki bakat dan kemampuan yang berbeda-beda, sehingga kebutuhan akan pendidikan berbeda-beda pula (UtamiMunandar, 1985). Akan tetapi, pemenuhan kebutuhan pendidikan bagisiswa sangat sulit untuk dipenuhi pada sekolah yang heterogen, yaknisekolah yang memberikan pengajaran secara seragam bagi siswa-siswayang sesungguhnya memiliki bakat dan kemampuan yang berlainan. Carayang paling umum dllakukan untuk mengatasi heterogenitas itu adalahdengan mengelompokkan siswa-siswa menurut kemampuannya masing-masing (Slavin, 1994). Cara semacam ini umumnya dikenal sebagai sistemability grouping. Dengan kelas yang relatif homogen, guru menjadi lebihmudah menyesuaikan pengajaran dengan kemampuan siswa yangdiajarnya, sehingga siswa pun akan belajar dengan Iebih baik (Kulik & Kulik,1982; Urevick dalam Clarizio, Craig, dan Mehrens, 1970). Kendatidemikian, dampak ability grouping terhadap siswa tidak selamanya positif.Ability grouping ternyata dapat membawa dampak negatif terutama bagisiswa non-unggulan. Di antara dampak negatif tersabut adalah yangberkaitan dengan rendahnya academic self-esteem (harga diri akademik)dan motivasi berprestasi siswa. Dengan terbentuknya kelas unggulan dannon-unggulan, siswa-siswa non-unggulan seringkali merasa bahwa dirinyamendapat stigma sebagai seorang anak yang tidak pandai dan tidak dapatmeraih keberhasilan dengan kemampuannya (Slavin, 1994). Mereka jugakehilangan model peran positif dari siswa unggulan yang biasanyamenampakkan kebiasaan belajar, motlvasi, dan ketekunan yang tinggi yangdapat mendorong motivasi berprestasi siswa non-unggulan (Rosenbaum,1980 dalam Slavin, 194).Dengan dasar pemikiran dan masalah sebagaimana diuraikan di atas,penelitian ini bertujuan untuk mengungkap ada tidaknya perbedaan harga diri akademik dan motivasi berprestasi siswa non-unggulan di sekolahbersistem ability grouping dengan siswa non-unggulan di sekolah non-ability grouping. Untuk meneliti perbedaan tersebut, digunakan alat ukurberupa Skala Harga Diri Akademik ?95 dan Skala Motivasi Berprestasi,serta Standard Progressive Matrices untuk mengukur inteligensi sebagaivariabel yang dikontrol. Teknlk analisa data yang dlgunakan adalahAnalysis of Covariance (ANCOVA), dengan inteligensi sebagai kovariabel.Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yangsignifikan dalam harga diri akademik maupun motivasi berprestasi padakedua kelompok yang diteliti. Teriihat pula bahwa harga diri akademik danmotivasi berprestasi slswa non-unggulan di sekolah non-ability groupingIebih tinggi daripada di sekolah ability grouping.Saran yang dlsampaikan berdasarkan diskusi mengenal hasil penelitian,Iebih ditujukan pada penggunaaan alat ukur dan sampel yang diikutsertakandalam penelitian ini, agar pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan ujicoba tehadap alat, mengurangi efek social desirability pada alat ukur, danpenggunaan sampel yang jumlahnya Iebih besar dan diambil dengan tekniknon-incidental sampling. |