Deskripsi Lengkap

Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik : iv, 79 hlm. ; 30 cm. + lamp.
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
 
  •  Ketersediaan
  •  File Digital: 1
  •  Ulasan
  •  Sampul
  •  Abstrak
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S-Pdf TERSEDIA
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20313544
 Abstrak
Sekolah Menengah Umum (SMU) memiliki tujuan pendidikan yang berbeda dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), di mana siswa SMU diharapkan dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih Hal ini menunjukkan bahwa tuntutan kemampuan kognitif terhadap siswa SMU lebih tinggi daripada siswa SMK, sehingga dibutuhkan suatu cara standar untuk membantu proses seleksi sebelum siswa dapat melanjutkan pendidikan ke SMU. Di Amerika telah berkembang tes bakat skolastik yang dapat mengukur kemampuan pernahaman dan penalaran siswa untuk meramalkan keberhasilan akademis siswa. Karena kehadiran tes bakat skolastik selama ini masih langka di Indonesia, maka dilakukan penelitian yang bertujuan mengkonstruksi satu tes, bakat skolastik sehingga dapat dicapai efisiensi waktu, biaya dan tenaga dalam menerima calon siswa SMU.

Dalam mengembangkan suatu perangkat tes bakat skolastik dilakukan langkah- langkah konstruksi item dan uji ooba item, termasuk di dalamnya penelitian terhadap peryaratan pengukuran tes yaitu apakah item telah tersusun sesuai derajat kesukaran dan apakah tes memiliki daya pembeda. Diteliti juga apakah tes memiliki item yang homogen dan dapat menghasilkan skor yang relatif sama dari waktu ke waktu, serta mengukur apa yang hendak diukur. Penelitian dilakukan pada siswa kelas satu Sekolah Menengah Umum dan Sekolah Menengah Kejuruan sebagai bagian dari populasi pengguna tes bakat skolastik Diharapkan alat tes yang disusun ini dapat membedakan kemampuan penalaran dan pemahaman siswa sehingga kemudian dapat digunakan sebagai alat bantu seleksi masuk siswa ke SMU. Subyek penelitian terdiri dari 160 orang siswa SMU dan 118 siswa SMK. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik non probabilitas, yaitu secara insidental. Pengambilan data pada tahap uji coba maupun pengumpulan data penelitian dilakukan secara kelompok.

Analisis item dilakukan untuk mengetahui derajat kesukaran item dengan menggunakan indeks kesukaran rata-rata, dan mengukur daya pembeda tes dengan membandingkan mean skor 27% kelompok alas dan bawah sampel. Uji validitas internal dan uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus alpha. Perhitungan koefisien validitas eksternal dilakukan dengan mengkorelasikan skor tes bakat skolastik dengan nilai yang dicapai siswa di sekolah yaitu nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia, matematika, dan rata-rata rapor cawu II. Penelitian awal ini bertujuan melihat apakah tes bakat skolastik valid dan dapat digunakan sebagai alat bantu seleksi calon siswa SMU.

Analisis item memperlihatkan bahwa derajat kesukaran rata-rata tes tergolong sedang dengan variasi beberapa item sangat mudah dan sangat sukar, namun susunan item kurang beraturan terutama untuk bagian matematika. Tes ini memiliki daya pembeda yang baik untuk membedakan kelompok subyek dalam aspek yang diukur. Uji validitas internal menunjukkan homogenitas item yang baik, sedangkan uji validitas eksternal menunjukkan bahwa penggunaan tes secara lengkap lebih memprediksikan nilai pelajaran daripada bila tes digunakan secara terpisah. Terdapat hasil yang berbeda antara sampel SMU dan SMI( yang mungkin disebabkan oleh perbedaan aspek yang diukur oleh mata pelajaran di sekolah dengan aspek dalam tes bakat skoiastik. Uji reliabilitas menghasilkan angka koefisien yang cukup tinggi sehingga dapat dikatakan reliabel meskipun perlu ditingkatkan bila akan digunakan untuk pengambilan keputusan individual.

Saran yang diberikan untuk perbaikan metode adalah melakukan penelitian lanjutan dengan rnenggunakan sampel yang lebih mewakili populasi di Indonesia, pengambilan sampel secara acak, melakukan uji reliabilitas pengujian kembali, dan uji validitas dengan mengkorelasikan tes bakat skolastik dengan tes bakat atau tes prestasi lain yang mengukur aspek yang sama. Untuk perbaikan alat disarankan penyusunan item berdasarkan derajat kesukaran, revisi item sesuai derajat pembeda dan distraktor yang tidak efektif, serta memperbanyak jumlah item bagian matematika. Secara umum disarankan melakukan penelitian lanjutan untuk mendapatkan norma populasi Indonesia atau norma sekolah.