:: UI - Skripsi Membership :: Kembali

UI - Skripsi Membership :: Kembali

Karakteristik anak bungsu dan peran anak bungsu sebagai suami dalam perkawinan

Yunita P. Sakul; Surastuti Hadiwinoto Nurdadi, supervisor; Tambunan, Siti Marliah, supervisor ([Publisher not identified] , 1998)

 Abstrak


ABSTRAK
Kedudukan individu di dalam di dalam keluarganya dapat mempengaruhi perkembangan
karakteristik kepribadiannya. Hal ini disebabkan karena adanya faktor-faktor tertentu
dalam keluarga yang berbeda pada tiap anak sesuai dengan posisinya, yang
mempengaruhi sikap dan perlakuan orangtua dan kakak/adik Perbedaan perlakuan ini
kemudian mempengaruhi persepsi anak mengenai posisinya dalam keluarga, serta
membentuk ciri khas tersendiri sesuai dengan posisi yang dipersepsinya.
Anak bungsu merupakan anak yang dilahirkan paling akhir di dalam keluarganya.
Orangtua dan kakak-kakak sering kali memperlakukan anak bungsu sebgai seserang
yang masih kecil dan perilu dilindungi. Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan
kepribadian anak, sehingga ia dapat menampilkan karakteristik tertentu, seperti kurang
bertanggung jawab, ergantung pada orang lain, bersikap spontan, optimis, dan mudah
brtgaul. Hal ini dapat mempengaruhi cara individu berinteraksi selanjutnya dalam
kehidupan, seperti dalam perkawinan.
Umumnya individu yang telah dewasa dan menikah diharapkan untuk
menampilkan peran-peran tertentu, seperti peran sebgai suami/istri. Dalam perkawinan
tradisional, suami diharapkan untuk mencari nafkah dan bertindak sebagai kepala
keluarga, sedangkan istri tinggal di rumah danbertanggung hawab terhadap pengasuhan
anak. Sebagai anak paling kecil dan terbiasa dibantu oleh orang lain, laki-laki
bungsu tampaknya akan memiliki kesulitan yang lebih besar dalam menyesuaikan diri
terhadap perannya sebagai suami. Hal ini mendorong peneliti untuk mengetahui
mengenai gambaran karakteristik anak bungsu dan bagaimana perannya sebagai suami
dalam perkawinan.
Teori dan hasil penelitian dari sejumlah peneliti digunakan dalam penelitian ini
sebgau sumber rujukan; umumnya meliputi hal-hal yang berkaitan dengan urutan
kelahiran, anak bungsu, dan perkawinan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif,
dengan wawancara mendalam sebagai alat pengumpul data utama. Metode ini digunaka
karena dinamika perkembangan dalam keluarga sebgai anak bungsu merupakan sesuatu
yang dihayati secara pribadi oleh individu dan dapat menimbulkan karakteristik tertentu
yang berbeda satu sama lain. Subyek yang dilibatkan dalam penelitian ini berjumlah tiga
orang. Informasi yang didapat melalui wawancara kemudian digolongkan dalam
katergori-kategori, dan analisis mula-mula dilakukan terhadap tiap kasus. Analisis
selanjutnya diperoleh dari kesimpulan secara keseluruhan sebgai jawabab dari
permasalahan penelitian.
Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa setiap subyek merasakan
mendapat perlakuan khusu dari orangtua dan kakak-kakak, sehubungan dengan posisi
mereka sebgai anak paling kecil di dalam keluarganya. Namun demikian , perlakuan
yang khusus ini dapat menyebabkan anak berkembang ke arah positif, seperti berusaha
mandiri, spontan, mudah bergaul; serta ke arah negatif, seperti kurang mandiri dan
merasa tidak bebas. Selain itu, keseluruhan subyek dalam penelitian ini memiliki
hubungan yang dekat dengan tokoh ibu.
Kedudukan sebagai anak bungsu ini mempengaruhi penyesuaian individu
terhadap perannnya sebagai suami. Dalam perkawinan, terlihat anak bungsu memiliki
kesulitan pada masa-masa awal perkawinanm terutama menyangkut penyesuaian terhadap
pasangan serta penyesuaian diri terhadap perannya sebagai kepala keluarga.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan
dalam konseling perkawinan, terutama pada kasus-kasus yang melibatkan anak bungsu.

 File Digital: 1

Shelf
 S-PDF-Yunita P. Sakul.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : S-Pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 1998
Program Studi :
PsikologiKedudukan individu di dalam di dalam keluarganya dapat mempengaruhi perkembangan karakteristik kepribadiannya. Hal ini disebabkan karena adanya faktor-faktor tertentu dalam keluarga yang berbeda pada tiap anak sesuai dengan posisinya, yang mempengaruhi sikap dan perlakuan orangtua dan kakak/adik Perbedaan perlakuan ini kemudian mempengaruhi persepsi anak mengenai posisinya dalam keluarga, serta membentuk ciri khas tersendiri sesuai dengan posisi yang dipersepsinya.

Anak bungsu merupakan anak yang dilahirkan paling akhir di dalam keluarganya. Orangtua dan kakak-kakak sering kali memperlakukan anak bungsu sebgai seserang yang masih kecil dan perilu dilindungi. Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian anak, sehingga ia dapat menampilkan karakteristik tertentu, seperti kurang bertanggung jawab, ergantung pada orang lain, bersikap spontan, optimis, dan mudah brtgaul. Hal ini dapat mempengaruhi cara individu berinteraksi selanjutnya dalam kehidupan, seperti dalam perkawinan.

Umumnya individu yang telah dewasa dan menikah diharapkan untuk menampilkan peran-peran tertentu, seperti peran sebgai suami/istri. Dalam perkawinan tradisional, suami diharapkan untuk mencari nafkah dan bertindak sebagai kepala keluarga, sedangkan istri tinggal di rumah danbertanggung hawab terhadap pengasuhan anak. Sebagai anak paling kecil dan terbiasa dibantu oleh orang lain, laki-laki bungsu tampaknya akan memiliki kesulitan yang lebih besar dalam menyesuaikan diri terhadap perannya sebagai suami. Hal ini mendorong peneliti untuk mengetahui mengenai gambaran karakteristik anak bungsu dan bagaimana perannya sebagai suami dalam perkawinan.

Teori dan hasil penelitian dari sejumlah peneliti digunakan dalam penelitian ini sebgau sumber rujukan
Program Studi :
umumnya meliputi hal-hal yang berkaitan dengan urutan kelahiran, anak bungsu, dan perkawinan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan wawancara mendalam sebagai alat pengumpul data utama. Metode ini digunaka karena dinamika perkembangan dalam keluarga sebgai anak bungsu merupakan sesuatu yang dihayati secara pribadi oleh individu dan dapat menimbulkan karakteristik tertentu yang berbeda satu sama lain. Subyek yang dilibatkan dalam penelitian ini berjumlah tiga orang. Informasi yang didapat melalui wawancara kemudian digolongkan dalam katergori-kategori, dan analisis mula-mula dilakukan terhadap tiap kasus. Analisis selanjutnya diperoleh dari kesimpulan secara keseluruhan sebgai jawabab dari permasalahan penelitian.

Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa setiap subyek merasakan mendapat perlakuan khusu dari orangtua dan kakak-kakak, sehubungan dengan posisi mereka sebgai anak paling kecil di dalam keluarganya. Namun demikian , perlakuan yang khusus ini dapat menyebabkan anak berkembang ke arah positif, seperti berusaha mandiri, spontan, mudah bergaul
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resource
Deskripsi Fisik : vi, 126 pages : illustration ; 30 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S-Pdf 14-19-367886987 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20314036