Liyan dalam arsitektur Betawi : studi kasus pada rumah Betawi Ora di Tangerang Selatan
Ratu Arum Kusumawardhani;
Kemas Ridwan Kurniawan, supervisor; Achmad Hery Fuad, supervisor; Yasmine Zaky Shahab, examiner; Mohammad Nanda Widyarta, examiner
(Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012)
|
ABSTRAK Arsitektur rumah Betawi sangat erat terkait dengan liyan. Hal ini jelas terlihatbila membandingkan arsitektur Betawi hasil reka cipta dengan arsitektur rumahBetawi Ora sebagai salah satu studi kasusnya. Temuan penelitian berupa adanyabangunan blandongan sebagai ruang publik dan pangkeng pendaringan sebagairuang sakral pada rumah Betawi Ora yang tidak muncul pada arsitektur rumahBetawi hasil rekacipta, mempertegas adanya keliyanan tersebut. Rumah yangbagi masyarakat Betawi Ora merupakan bagian dari diri dan identitas mereka,menjadi liyan di tengah representasi formal yang menutupi keberadaan mereka. Peminggiran terus menerus terhadap masyarakat Betawi sejak dari masakolonial Hindia Belanda hingga sekarang ini, ditengarai sebagai faktor utamayang mempertegas keliyanan tersebut. Penghapusan kampung ? kampungBetawi sedikit banyak memaksa masyarakat Betawi untuk mengubah pola hidupdan keruangan mereka, menyesuaikan diri dengan kondisi yang baru, termasukjuga pada cara mereka berarsitektur. Keberadaan arsitektur rumah Betawi Ora yang belum diakui sebagai bagian darikekayaan khasanah arsitektur tradisi Betawi akan dijelaskan melalui pendekatanhistoriografi arsitektural, terutama yang terkait dengan penyebab liyan sertapenyikapan orang Betawi terhadap arsitektur dan keruangan mereka sendiri.Sebuah penelitian dengan menggunakan metode interpretasi menjadi dasar daritulisan ini, yang bertujuan untuk mengangkat kesejarahan dari masyarakatkebanyakan melalui pendekatan ?history from below?. Pendekatan teoritis terkait konsep liyan dan subaltern digunakan untukmengenali masyarakat Betawi yang sering kali dikatakan sebagai kelompokmarginal di ibu kota Jakarta. Keberadaan masyarakat Betawi dankebudayaannya, terutama yang terkait dengan arsitektur rumah dan ruangketerbangunan mereka, akan diamati perubahan dan perkembangannya sejakperiode akhir pemerintahan kolonial Hindia Belanda hingga periode reformasisebagai upaya untuk memperjelas kesejarahan mereka dan liyan yang terkaiterat di dalamnya. Abstract Betawi house architecture is closely related to ?Otherness?. This is clearly seen whencomparing Betawi architecture formal representation with the architecture of BetawiOra house as a case study. The research findings of blandongan as a public space andpangkeng pendaringan as sacred space at Betawi Ora house which does not appear onthe architecture of Betawi house formal representation, confirm the existence ofotherness. The house for Betawi Ora people is part of the self and their identity,became ?Others? in the middle of a formal representation that covers their existence.Continuous marginalization of the Betawi people since the colonial Dutch East Indiesuntil now, identified as the main factors that reinforce the otherness. Elimination ofthe Betawi villages, forced the Betawi people to change their everyday life andspatiality, to adjust to new conditions, including to their architecture The existence of Betawi Ora house that has not been recognized as part of Betawiarchitectural traditions will be explained through the historiography architecturalapproaches, especially those related to the cause of the ?Otherness? and Betawipeople attitude towards their own architecture and spatial. A study using theinterpretive research method is the basis of this paper, which aims to raise the historyof the commoners through a 'history from below' strategy. Theoretical approach and related concepts of Other and subaltern are used toidentify the Betawi people, often said to be a marginal group in the capital city ofJakarta. The existence of the Betawi people and its culture, especially as related toarchitecture and their built environment, will be observed the changes anddevelopments since the end of the period of the Dutch East Indies colonial rule untilthe period of reforms in an effort to clarify their historical and ?Otherness? areinextricably linked in it. |
|
No. Panggil : | T31810 |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | [Place of publication not identified]: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | unmediated ; computer |
Tipe Carrier : | volume ; online resource |
Deskripsi Fisik : | xiii, 137 pages : illustration ; 30 cm + appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
T31810 | 15-19-349580462 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20315221 |