:: UI - Disertasi Membership :: Kembali

UI - Disertasi Membership :: Kembali

Pola tingkat pengenaan media komunikasi dalam difusi inovasi gogorancah: suatu studi di daerah kritis Lombok Selatan Nusa Tenggara Barat

Abdul Azis Baco; R. Djajusman Tanudikusumah, promotor (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993)

 Abstrak

Penelitian ini adalah penelitian bidang komunikasi pembangunan yang berkaitan dengan proses difusi dan adopsi inovasi, yaitu kegiatan penyebaran dan penyerapan inovasi gogorancah di daerah kritis Lombok Selatan.
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengungkapkan dan menjelaskan jenis dan peranan media komunikasi dalam proses difusi dan adopsi inovasi gogorancah. Dalam kaitan dengan hal tersebut akan dilihat hubungan antara karakteristik responden dengan tingkat pengenaan media, khususnya peranan radio, pemuka pendapat dan agen pembaru.
Tujuan lainnya adalah sebagai bahan bandingan dari penelitian difusi yang telah dilakukan selama ini, baik di Indonesia maupun di negara-negara lain.
Berbagai penelitian difusi telah membuktikan bahwa terdapat berbagai jenis dan peranan yang berbeda-beda dari media komunikasi dalam proses difusi dan tahap keputusan inovasi, seperti yang dikumpulkan oleh Rogers (1983) dari penelitian-penelitian difusi selama ini. Demikian pula terdapat berbagai jenis media komunikasi yang berbeda peranannya yang digunakan pada pembangunan di Asia, yang didokumentasikan oleh Schramm dan Lerner (1976).
Adanya berbagai jenis dan peranan media komunikasi yang berbeda-beda yang digunakan dalam pelaksanaan pembangunan, mendorong penulis untuk meneliti bagaimana peranan media komunikasi dalam proses difusi dan adapsi inovasi gogorancah.
Penelitian ini berawal dari pengenalan atau difusi inovasi gogarancah pada awal tahun 1980 di daerah kritis Lombok Selatan. Pada saat itu mulai diperkenalkan kepada anggota masyarakat tentang suatu inovasi yang disebut gogorancah, dan kemudian dilakukan persuasi. Adanya persuasi yang sangat gencar menyebabkan pada akhir tahun 1980, anggota masyarakat mau melakukan percobaan sistem gogorancah ini. Keberhasilan percobaan sistem gogorancah selama 5 (lima) tahun, menghasilkan suatu adopsi terhadap inovasi tersebut pada tahun 1985. Hingga kini, inovasi ini masih tetap diadopsi oleh anggota masyarakat di daerah penelitian ini.
Hasil penelitian yang tertuang dalam disertasi ini mengungkapkan bahwa saluran komunikasi yang digunakan dalam proses difusi dan adopsi inovasi gogorancah adalah media massa dan saluran antar pribadi. Saluran media massa yang utama digunakan adalah radio, sedangkan media massa lainnya seperti surat kabar, majalah, televisi dan film adalah rendah dan bahkan hampir tidak ada. Saluran antar pribadi yang digunakan adalah Tuan Guru, Kepala Desa dan aparatnya, Kliang, Penyuluh Pertanian, komunikasi antar teman, tetangga, famili dan keluarga.
Dalam penelitian ini dijelaskan tentang karakteristik responden, yang terdiri dari tingkat melek huruf, tingkat pendidikan, tingkat kosmopolitan, dan stratifikasi usia, yang erat hubungannya dengan tingkat pengenaan media radio dan komunikasi antar pribadi dalam proses difusi dan adopsi inovasi gogorancah.
Lebih lanjut, analisis hasil penelitian diperoleh hasil bahwa terdapat keterkaitan antara karakteristik responden dengan media komunikasi, jenis dan peranan yang berbeda-beda dari media komunikasi dalam tahap-tahap keputusan inovasi gogorancah. Pada proses pengenalan, media radio cukup efektif untuk menyampaikan informasi. Demikian pula dengan saluran antar pribadi; pada proses persuasi, saluran antar pribadi sangat efektif untuk melakukan persuasi. Saluran antar pribadi yang paling efektif dalam melakukan persuasi adalah tuan guru. Tuan guru adalah pemimpin agama yang paling dihormati dan ditaati anjurannya. Saluran antar pribadi Iainnya terdiri dari kepala desa, kliang, penyuluh pertanian dan teman atau tetangga. Saluran antar pribadi didukung pula oleh media radio. Pada tahap ini media radio dan saluran antar pribadi efektif dalam menyampaikan informasi, namun saluran antar pribadi (tuan guru) amat efektif dalam melakukan persuasi; pada tahap percobaan dan tahap adopsi inovasi gogorancah, yang memegang peranan penting adalah penyuluh pertanian. Penyuluh pertanian melakukan komunikasi tatap muka dengan para petani, malakukan latihan dan bimbingan. Di samping itu dilakukan pula komunikasi secara fisual melalui demplot dan demfram. Penyuluh pertanian didukung oleh saluran antar pribadi lainnya. Media radio kecil sekali peranannya pada tahap-tahap ini. Dengan demikian, media antar pribadi sangat efektif pada tahap percobaan dan tahap adopsi.
Proses difusi dan adopsi inovasi gogorancah telah memberikan konsekuensi yang positif, yaitu telah membuktikan keberhasilan yang Iuar biasa, sehingga masyarakat pada akhirnya mangadopsinya. Konsekuensi tersebut adalah perubahan sikap dan perilaku, perubahan teknis, ekonomi, dan perubahan sosial budaya.

 File Digital: 1

Shelf
 D-Abdul Azis Baco.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : D-Pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik : xv, 236 hlm. : ill. ; 30 cm. + lamp.
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
D-Pdf 07-17-629484799 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20316166