ABSTRAK Penulisan ini berupaya menjelaskan hasrat perempuan dalam lukisan IGAK Murniasihmelalui perspektif Luce Irigaray. Bagi Irigaray, perempuan seharusnya mempunyai bahasamereka sendiri dan menggunakannya. Bahasa dalam artian di sini dimaknai sebagai sesuatuyang plural, yakni bahasa yang terkandung dalam lukisan. Lukisan dapat menjadi sebuah ajangpengeluaran ide mengenai realitas, sarana bagi seniman perempuan, untuk ?berbicara? danmembahasakan bahasanya sendiri, di samping hasil dari sebuah proses kreatif. Terdapat kaitanantara pembahasaan terhadap tubuh perempuan dengan wacana berbicara ?sebagai? perempuandalam konteks pelukis perempuan. Lukisan sebagai pelepasan hasrat mampu merepresentasikanrealitas ketertekanan perempuan dan memotret relasi seksualitas antara laki-laki dan perempuan.Rezim bahasa patriarki telah mereduksi kapasitas perempuan untuk mampu berbicara. Di sinilahdiperlukan usaha yang lebih dari perempuan untuk mampu membahasakan bahasanya sendiri,salah satunya dengan melukis. Abstract This writing tries to explain about woman?s desire in IGAK Murniasih?s painting trough theLuce Irigaray?s perspective. According to Irigaray, woman should have their own language anduse it. Language in this term is interpreted as something plural, which is the language that inpainting. Painting could become an instrument to improve the idea of the reality, medium forwoman artist, to ?speaking?, create and invent their own language, beside product from creativeprocess. There is a relation between language that come from women body with discourse ofspeaking ?as? woman. Painting as redemption of desire represent the repression woman realityand show the sexual relation between man and woman. Language rezime of patriarchy has beenreduce woman?s capacity for speaking. Then it needs the more effort from woman to create andinvent her own language, and one of this way is to painting. |