Analisis daya saing tiap negara anggota SAARC dalam liberalisasi perdagangan intra-kawasan Asia Selatan melalui mekanisme SAPTA dan SAFTA tahun 2000-2010 = Analysis of each SAARC members? competitiveness in South Asia intra- regional liberalisation trade by SAPTA dan SAFTA mechanism within 2000-2010
Hutagalung, Tulus Bangun;
Keliat, Makmur, supervisor; Hariyadi Wirawan, examiner
([Publisher not identified]
, 2012)
|
ABSTRAK Walaupun sudah terbentuk kerjasama perdagangan bebas di Asia Selatan melaluimekanisme South Asian Preferential Trade (SAPTA) pada tahun 1995 dan SouthAsian Free Trade Agreement (SAFTA) pada tahun 2006, tetapi nyatanyapersentase nilai ekspor intra-kawasannya terhadap total nilai ekspornya ke duniamasih sangat rendah, hanya berkisar 4-6%, dibanding dengan Uni Eropa yaitu 57-65%, ASEAN yaitu 22-25%, dan NAFTA 48-55% selama tahun 2000-2010.Berbagai hal menyebabkan hal ini terjadi, seperti tingkat komplementaritas (salingmelengkapi) produk yang rendah di Asia Selatan. Artinya, kebanyakan barangyang diproduksi di kawasan itu sama, yaitu produk tekstil, sehingga mau tidakmau membuat mereka harus lebih berdagang dengan kawasan di luar AsiaSelatan, terutama dengan AS dan Uni Eropa, belum lagi permasalahan politik dankeamanan domestik ataupun bilateral, seperti konflik India dan Pakistan. Melaluipenelitian ini, penulis ingin menjelaskan penyebab rendahnya komplementaritasbarang di Asia Selatan berdasarkan analisis daya saing industri domestik tujuhnegara anggota SAARC melalui Lima Determinan menurut Teori KeuntunganKompetitif Porter. Abstract In spite of South Asia free trade cooperation by South Asian Preferential TradeAgremeent (SAPTA) in 1995 and South Asian Free Trade Agreement (SAFTA)in 2006, there is still low percentage of intra-regional trade, especially exportvolume, compared with their total world export. However, its ratio percentage was4-6% , whereas Eropa Union was 57-65%, ASEAN was 22-25%, and NAFTAwas 48-55% within 2000-2010. The main cause is the incomplementary of theirproducts export both in economy and political perspective. It means that theyyield the similiar products, in particularly textile products, so that they have torelocate and sell their export products to outside regional countries, such asUnited States and Eropa Union, instead of making trade with SAARC members.Therefore this research attempts to explain the causes of low complementarity ofSouth Asia products based on domestic industry and government polict analysisof seven SAARC member countries by using Porters? Competitive Advantage ofNations Theory. |
S-Tulus Bangun Hutagalung.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | S-Pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2012 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource |
Deskripsi Fisik : | xviii, 121 pages : illustration ; 30 cm + appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
S-Pdf | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20318171 |