a. Masalah menjadi pokok bahasan yang menjadi pokok bahasan dalam studi ini adalah mencari proporsi hutang yang mengoptimalkan nilai perusahaan, atas dasar minimalisasi biaya modal dan risiko. b. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1. Pengumpulan Data - Penelitian kepustakaan - Penelitian lapangan 2. Analisis Deskripsi c. Dari data diketahui bahwa perusahaan pada tahun 1991, 1992 dan 1993 memiliki debt equity rasio berturut-turut adalah ; 0,13 ; 0,24 ; dan 0,21, sedangkan profitability ratio sebesar 0,32 ; 0,34 dan 0,39. Ketika mempertimbangkan struktur modal yang pantas, perusahaan perlu melakukan analisa kemampuan cashflow dalam memenuhi beban tetapnya. Semakin besar expected future cashflow, maka semakin tinggi debt capacity perusahaan. Debt capacity dapat diketahui melalui coverage ratio, Coverage yang paling lazim digunakan adalah Time Interest Earned ( 11E) ratio. dari data dapat diketahui TIE ratio adalah dari tahun 1991 s/d 1993 dalah ; 61,87 ; 26,72 ; 14,03. Untuk mengetahu kondisi risiko kegagalan keuangan, dapat digunakan indek Altman, dimana nilai normal berkisar antara -0,2599 s/d +4,8863 dari data tahun 1993 perusahaan menunjukkan nilai indek diatas indeks Altman, hal ini menunjukkan posisi perusahaan terhadap resiko kegagalan keuangansangat kuat. d. Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan belum optimalkan struktur modalnya. Hal tersebut terbukti, apabila perusahaan memperbesar porsi hutang dalam struktur modalnya maka nilai perusahan akan terus meningkat, karena tingkat pengembalian investasi jauh lebih tinggi dibandingkan tingkat pembayaran bunya. Tingkat risiko usaha yang rendah dari perusahaan memungkinkan perusahaan membiaya asset-assetnya dengan hutang. Untuk meningkatkan nilai perusahaan yang lebih tinggi perusahaan seharusnya meningkat porsi pembiayaan hutang didalam struktur modalnya. |