Kebakaran pasar di Jakarta cukup sering terjadi dikarenakan kurangnya kepedulian penghuni pasar terhadap risiko kebakaran, minimnya fasilitas pencegah kebakaran dan kondisi lingkungan pasar yang tidak tertata rapi. Oleh sebab itu dibutuhkan manajemen risiko kebakaran pasar dengan cara mengidentifikasi, melakukan asesmen, evaluasi, mengurangi dan mengalihkan risiko kebakaran. Sebagaibagian dari manajemen risiko kebakaran, asesmen mengambil tempat yang sangat penting sebagai dasar untuk evaluasi. Kajian ini merupakan upaya untuk melihat seberapa jauh tingkat risiko kebakaran yang ada pada pasar-pasar di wilayah DKI Jakarta. Asesmen dilakukan pada beberapa pasar dengan kondisi fisik yang hampir sama dan pemeringkatan pasar yang sama yaitu kelas A. Untuk maksud validasi, pasar-pasar tersebut dibandingkan dengan pasar-pasar yang memiliki kondisi ekstrim sangat baik dan sangat buruk. Asesmen risiko kebakaran dilakukan dengan cara pengumpulan data melalui survei yang kemudian data tersebut di transformasikan ke dalam fungsi kerapatan probabilita. Melalui simulasi Monte Carlo, nilai risiko kebakaran yang dihitung dengan menggunakan formula Gretener akandiperoleh dimana pada formula tersebut dimasukkan fungsi kerapatan probabilita yang sudah dihitung sebelumnya. Tingkat risiko kebakaran pasar-pasar di wilayah DKI Jakarta dimulai dari yang palingaman terhadap kebakaran sampai yang paling beresiko terhadap kebakaran adalah Kramat Jati, Palmerah, Pasar Minggu, Jatinegara, Mayestik, Tomang Barat, dan Senen Blok III. Kemudian hasilpembandingan menkonfirmasi bahwa tingkat risiko pasar-pasar tersebut berada diantara pasar dengan kondisi sangat baik dan pasar dengan kondisi sangat buruk. Pasar yang memiliki sistem proteksi dansistem manajemen kebakaran yang baik memiliki kecenderungan nilai risiko kebakaran yang kecil. Abstract Fire in traditional markets in Jakarta mostly happened because of unawareness people in fire risk, minimum fire protection facility and messy traditional markets setting. One way to avoid fire is bymanaging fire risk. Usual procedures in fire risk management are identifying, assesing, reducing and transferring the risk. As part of fire risk management, assessment is an import ant element as basis forevaluation. This study covers the assesment of fire risk that might exist in traditional market in Jakarta area. The study was conducted on traditional markets categorized as A-Class by the Jakarta localgoverment. Then the results will be calibrated to traditional markets whose conditions are considered as extremely good and bad conditions. Fire risk assessmenst were initially conducted by means of collecting data through respondents. Those data were then transformed to probability distribution function. The riskassessment determination was based on Gretener formulation where probability distribution functions are taken into account. Monte Carlo simulation was used to obtain the fire risk assessment. It is shownthat risk of fire in traditional markets in Jakarta classified from the safest to the highest risk are related to traditional markets Kramat Jati, Palmerah, Pasar Minggu, Jatinegara, Mayestik, Tomang Barat andSenen Blok III. The comparison with traditional markets having extreme conditions confirmed that fire risk indication of those markets are between the markets having extreme condition. Traditional market with a good fire system protection and fire system management has shown a low indication of fire risk. |