Untuk mengatasi masalah benturan dari dua gedung yang dibangun berdekatan, biasanya perencana memiliki alternatif berupa dilatasi yang memisahkan kedua gedung, penggabungan kedua struktur atau dengan penggunaan elemen karet sebagai penahan benturan antar kedua gedung tersebut. Pada penelitian ini, kinerja dari sambungan karet dikaji dengan melakukan beberapa variasi simulasi, antara lain variasi model struktur, variasi eksitasi beban gempa dan variasi bukaandari elemen gap. Pengamatan dari respons struktural akan dilakukan pada: (1) model gabungan dan model dengan sambungan lentur dan (2) model dengan sambungan lentur dan model dengan sambungan kaku (baja). Hasil simulasi menunjukkan bahwa penggunaan lentur (karet) sebagai elemen penahan benturan memiliki keuntungan khususnyapengurangan gaya dalam pada komponen struktur bangunan yang lebih pendek namun meningkatkan peralihan kedua struktur. Abstract To solve pounding problem of two adjacent buildings, structural designer usually employs a dilatation between the structures or make the two structures as a monolith structure. Other alternative is by using an elastomeric rubber as a pounding resisting element between the two structures. Effectiveness in applying elastomeric rubber component as flexible connection of two adjacent structures is the main focus of this paper. Various simulations such as structuremodels, earthquake excitations and openings in gap element are studied. Observation of maximum structural responses will be performed for structure model with elastomeric rubber in comparison with (1) monolith structure model and (2) structure model with rigid element (steel element). Simulation results show that application of elastomeric rubber component to prevent structures from pounding problem provides advantages especially in reducing internal forces inthe shorter building. However, it slightly increases displacement of both structures. |