ABSTRAK Tahun 1999, adalah kelahiran Portal Kaskus, sejak itu pula Kaskus menjadi sebuah ruangdimana keriuhan kehidupan melalui teks digulirkan oleh member anggotanya yang disebut sebagaiKaskuser. Kaskuser yang berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesamanya menggunakan teks baikitu simbol, tulisan dan bahkan secara lisan, dengan struktur bahasa yang unik dan slang. Bahasa slangitulah yang kemudian menjadi ciri khas dari Kaskus, yang diklaim oleh para anggotanya dan terteradalam member counter pada laman Kaskus, sebagai komunitas cyber terbesar di Indonesia.Sebagai komunitas cyber yang diklaim sebagai yang terbesar di Indonesia dan memilikianggota sangat banyak, hingga lebih dari empat juta member, hal itu menunjukkan bahwa gejalatersebut bukan hanya tentang inovasi teknologi internet semata, tetapi ini merupakan sebuahperwujudan perkembangan teks terutama bahasa slang, sebagai bahasa pergaulan dan bahasa ‘resmi’Kaskuser yang sangat mengakar kuat dalam cyber forum tersebut.Kuatnya bahasa slang sebagai bahasa pergaulan, menjadi penguat rasa solidaritas diantarasesama member yang cenderung anonim, sebagai salah satu dari konsekuensi logis ruang cyber.Namun, ruang cyber yang luas, dan ciri khas Kaskus sebagai member yang anonim, mengutip KarinBarber (2007) tetap meninggalkan jejak serta merefleksikan teks sebagai bentuk kebudayaan yangmereka bangun dan strukturkan. Jejak ini bergerak dan menyebar hingga tidak hanya pada duniacyber, namun secara luas digunakan oleh banyak kalangan, terutama anak muda di kota besar sepertiJakarta dan Bandung, sebagai bahasa slang pergaulan mereka. ABSTRACT In 1999, Kaskus Website was born, since it is also a space where the hubbub of life through thetext rotated by the Kaskus members called Kaskuser. Kaskuser who communicate and interact witheach other using either text symbols, writings and even verbally, with the unique structure of thelanguage and slang. Slang is became characteristic of Kaskus, which is claimed by its members andlisted in the member Kaskus counter on the page, as the cyber community in Indonesia.As cyber community who claimed to be the largest in Indonesia and has a lot of members, tomore than four million members, it was shown that the symptoms are not just about the internettechnological innovation alone, but this is primarily a manifestation of the development of ‘slang’ text,the language socially and linguistically 'official' Kaskuser very deeply entrenched in cyber forum.The strong language of slang as a lingua franca, a reinforcing solidarity among fellowmembers who tend to be anonymous, as one of the logical consequences of cyber space. However, thevast cyber space, and as a member of Kaskus typical anonymous, citing Karin Barber (2007) stillleaves a trace and reflect the text as a form of culture that they wake up and structurized. This trail ismoving and spreading not only in the cyber world, but it is widely used by many people, especiallyyoung people in big cities such as Jakarta and Bandung, as their association languange. |