Latar Belakang. Infeksi jamur invasif (IJI) merupakan salah satu penyebabpenting morbiditas dan mortalitas pada pasien dengan keganasan. Penelitian dibeberapa negara mengenai kejadian IJI pada anak dengan populasi beragammendapatkan hasil yang bervariasi, antara 5%-14%. Sampai saat ini belumditemukan publikasi di Indonesia mengenai prevalens, karakteristik pasien anakdengan leukemia akut yang menderita IJI, spesies jamur penyebab maupun angkakematian akibat IJI.Tujuan. Mengetahui prevalens, manifestasi klinis, spesies jamur penyebab, danmortalitas infeksi jamur invasif pada anak usia 1 bulan -18 tahun dengan leukemiaakut yang mendapat kemoterapi dan mengalami neutropenia.Metode. Penelitian retrospektif deskriptif dengan menggunakan data sekunderdari rekam medis Januari 2010 sampai Desember 2011 dilakukan pada pasienanak dengan leukemia akut yang mendapat kemoterapi dan mengalamineutropenia, dan dirawat di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit CiptoMangunkusumo (IKA-RSCM). Infeksi jamur invasif ditetapkan berdasarkankriteria European Organization for Research and Treatment of Cancer (EORTC)2002.Hasil. Besar sampel diperoleh 218 episode perawatan dari 102 pasien yangmemenuhi kriteria inklusi. Prevalens IJI pada perawatan anak dengan leukemiaakut dan neutropenia yang mendapat kemoterapi adalah 12 (5,5%) dari 218perawatan. Kejadian IJI lebih sering pada pasien dengan jenis kelamin laki-laki,usia di atas 6 tahun, leukemia myeloid akut (LMA), dan kemoterapi fase induksi.Faktor pejamu yang paling banyak ditemukan adalah neutropenia>10 hari denganmanifestasi klinis tersering berupa infeksi saluran napas bawah dan lesi kulit.Spesies jamur penyebab IJI yang ditemukan adalah Candida sp. Mortalitas IJIsebesar 8/12 dengan penyebab kematian terbanyak syok sepsis. Kematian yangdisebabkan infeksi jamur tidak dilaporkan.Simpulan. Prevalens IJI pada perawatan anak dengan leukemia akut danneutropenia yang mendapat kemoterapi 5,5%. Spesies jamur penyebab IJI yangditemukan adalah Candida sp. Tidak semua pasien dengan demam neutropeniadilakukan pemeriksaan biakan jamur. Hal ini dapat mempengaruhi angka kejadianIJI yang sebenarnya sehingga perlu penelitian lebih lanjut yang dilakukan secaraprospektif untuk mendapatkan gambaran IJI yang lebih pasti. ABSTRACT Background. Invasive fungal infections (IFIs) are a major cause of morbidity andmortality in patients with malignancies. Prevalence of IFIs in children in differentcountries varies between 5%-14%. There has been no published data ofprevalence, characteristics, causative fungi, and mortality rate in children withacute leukemia and chemotherapy-induced neutropenia in Indonesia.Objectives. To find the prevalence, clinical manifestations, fungal cause, andmortality rate of IFIs in children aged 1 month-18 years with acute leukemia andchemotherapy-induced neutropenia in Indonesia.Methods. This was a retrospective descriptive study using medical records ofchildren with acute leukemia and chemotherapy-induced neutropenia admitted toCipto Mangunkusumo Hospital’s Pediatric Department from January 2010-December 2011. Invasive fungal infection was diagnosed according to EuropeanOrganization for Research and Treatment of Cancer (EORTC) 2002 criteria.Results. A total of 218 admissions from 102 patients met the inclusion criteria.Prevalence of IFIs in acute leukemia children with chemotherapy-inducedneutropenia was 12 (5.5%) from 218 admissions. IFIs were more prevalent inboys, age >6 years old, acute myeloid leukemia (AML), and induction phase ofchemotherapy. The most common host factor was neutropenia >10 days, withlower repiratory tract infections and skin lesions as the most common clinicalmanifestations. Fungal pathogen found was Candida sp. Mortality rate was 8/12with septic shock as the most common cause of death. IFI related mortality wasnot reported.Conclusion. Prevalence of IFIs in children admitted with acute leukemia andchemotherapy-induced neutropenia was 5.5%. Fungal pathogen found wasCandida sp. Fungal culture was not done in all patients with febrile neutropeniaand this factor could influence the prevalence of IFIs. Further prospectiveresearch is needed to find more accurate IFIs characteristics. |