Hubungan antara penerimaan kelompok teman sebaya dan kesejahteraan psikologis pada remaja dari keluarga miskin perkotaan = The relationship between peer group acceptance and psychological well being among adolescents from poor urban family
Yusrina Ilmia Rosa;
Fivi Nurwianti, supervisor; Aries Yulianto, supervisor
(Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013)
|
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara penerimaan kelompok teman sebaya dan kesejahteraan psikologis pada remaja dari keluarga miskin kota. Kesejahteraan psikologis sendiri didefinisikan Ryff (1989) sebagai apa saja yang dibutuhkan individu untuk sehat secara psikologis dengan memenuhi enam dimensi yang ada. Sedangkan penerimaan kelompok teman sebaya didefinisikan Hurlock (1993) didefinisikan sebagai keberadaan seseorang dinilai menyenangkan dan memberikan positive reinforcement bagi sekelompok teman sebayanya. Kesejahteraan psikologis diukur menggunakan Ryff's Psychological Well-Being (1989) yang merupakan hasil adaptasi dari penelitian sebelumnya oleh Fitri (2012). Kemudian variabel penerimaan kelompok teman sebaya diukur menggunakan alat ukur Penerimaan Peer yang dibuat oleh Ningrum (2009) serta dikonstruk berdasarkan teori Asher dan William (1987). Penelitian ini dilakukan kepada 122 partisipan dan berdomisili di Jakarta, Bogor, Depok, dan Tangerang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara penerimaan kelompok teman sebaya dan kesejahteraan psikologis pada remaja yang berasal dari keluarga miskin perkotaan yang berarti bahwa semakin tinggi penerimaan kelompok teman sebaya maka remaja juga cenderung memiliki kesejahterann psikologis yang tinggi. The objective of this study is to examine the relationship between peer group acceptance and psychological well-being among adolescents from poor urban family. Psychological well-being itself was defined by Ryff (1989) as what it means to be in good psychological health by accomplish six dimension of psychological well-being, while Hurlock (1993) defined peer group acceptance as the extent to which the presence of a person judged to be fun and provide positive reinforcement for their peer. Psychological well-being was measured using Ryff's Psychological Well-Being (1989) which was adapted from previous study by Fitri (2012). Then peer group acceptance's variable was measured with Penerimaan Peer measuring instrument by Ningrum (2009) which is constructed based on Asher and William's theory (1987). This study was conducted to 122 participants who lived in Jakarta, Bogor, Depok and Tangerang. The result of this study shows that there is a positively significant relationship between peer group acceptance and psychological well-being among adolescents from poor urban family, it means that when the peer group acceptance in adolescents are high, the psychological well being in adolescents will be high too. |
S45514 Yusrina Ilmia Rosa.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | S45514 |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | |
Tipe Konten : | |
Tipe Media : | |
Tipe Carrier : | |
Deskripsi Fisik : | xii, 67 hlm. ; 28 cm. + lamp. |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
S45514 | 14-22-94088633 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20331064 |