Puisi sebagai sastra yang populer pada masa pemerintahan dinasti Umayah mampu menjadi alat propaganda untuk membela atau menjatuhkan suatu golongan. Farazdaq. Jarir, dan Al-Akhtal merupakan tiga orang penyair yang terlibat perang propaganda melalui puisi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur puisi dan unsur propaganda dalam puisi Farazdaq, Jarir, dan Al-Akhtal. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis strukturalisme. Hasil penelitian membuktikan bahwa pada puisi karya Farazdaq, Jarir, dan Al-Aktal terdapat unsur propaganda. Eksplorasi terhadap keberadaan unsur propaganda dilakukan melalui tinjauan terhadap penggunaan teknik propaganda dalam puisi tersebut. Adapun teknik-teknik propaganda yang ditemukan dalam puisi tersebut adalah teknik name calling, testimonial, Using all forms of persuations, transfer, card stacking, dan bandwagon technique.Berdasarkan hasil analisis terhadap struktur puisi, puisi tersebut termasuk kedalam puisi Arab Klasik dan berhasil memunculkan puisi jenis baru yaitu An-Naqa`id (polemik) yang merupakan gabungan antara kebanggaan (fakhr), pujian (madh), satire (hija). Poetry as a popular literature during the reign of Umayyad dynasty becomes a propaganda tool to defends or drops a tribe or clan. Farazdaq, Jareer and Al-Akhtal are three poets that involved on the propaganda war through poems. This research aims to analyze the structure of poetry and propaganda element in poetry of Farazdaq, Jarir and Al-Akhtal. The analysis used in this research is the analysis of structuralism. The research proves that the poems by Farazdaq, Jarir and Al-Akhtal has elements of propaganda. The exploration to find out the content of the propaganda by reviewing the use of propaganda techniques in the poem. As for the propaganda techniques found in the poem is the technique of name calling, testimonials, Using all forms of persuations, transfer, card stacking, and the bandwagon technique. Based on the analysis of the structure of the poem, they are classified into classical Arabic poetry (pre-islamic Arabic Poetry) and inisiate a new type of poetry that is Naqa `id (polemic) which is combination of pride (fakhr), praise (madh), satire (hija). |