Angka kematian pada pasien dengan infark miokardium akut (IMA) telah menurun secara signifikan oleh karena strategi terapi reperfusi saat ini. Terapi reperfusi dapat berakibat pada cedera reperfusi. Oleh karena itu, tatalaksana pada pasien ini menghadapi tantangan baru dalam hal diagnosis dan tatalaksana gagal jantung, identifikasi kondisi iskemia, estimasi keperluan antikoagulan, dan penilaian risiko kardiovaskular secara menyeluruh. Ilustrasi kasus ini akan menunjukkan pengaruh magnetic resonance imaging (MRI) kardiak dalam penilaian patofisiologi IMA pada era terapi reperfusi. MRI kardiak akan memberikan informasi berguna yang akan membantu para klinisi dalam tatalaksana dan pemilihan strategi terapi spesifik pada pasien IMA. Abstract Mortality in patients with acute myocardial infarction (AMI) has decreased significantly and appears to be the result of current reperfusion therapeutic strategies. Reperfusion itself may develop into reperfusion injury. Therefore, management of these patients poses several challenges, such as diagnosing and managing heart failure, identifying persistent or inducible ischaemia, estimating the need for anticoagulation, and assessing overall cardiovascular risk. This case presentation will demonstrate the impact of cardiac magnetic resonance imaging (MRI) in the assessment of the pathophysiology of AMI inthe current reperfusion era. Cardiac MRI can provide a wide range of clinically useful information which will help clinicians to manage and choose specific therapeutic strategies for AMI patients. |