Gagal jantung menjadi masalah utama dalam bidang kardiologi karena bertambahnya jumlah penderita dan seringnya rawat ulang serta kematian dan kecacatan. Penyebab meningkatnya masalah gagal jantung adalah: (1) Keberhasilan penanganan serangan akut miokard infark yang berhasil menyelamatkan nyawa namun kecacatannya menyebabkan gagal jantung. (2) Bertambahnya jumlah orang yang mencapai usia lanjut sedangkan pada usia lanjut akan terjadi gagal jantung karena perjalanan usia. (3) Masih tingginya kejadian infeksi di Indonesia yang dapat menyebabkan penyakit jantung reumatik pasca infeksi Streptococcus beta hemolitikus, infeksi virus yang menyebabkan miokarditis, infeksi yang menyebabkan endokarditis serta tuberkulosis yang menyebabkan pericarditis tuberkulosa. (4) Masih seringnya ditemukan faktor faktor risiko penyakit jantung koroner seperti banyaknya perokok, diabetes, hiperkolesterolemia, hipertensi dan obesitas. Indonesia ikut dalam pendataan international multi senter pada tahun 2006. Acute Decompensated HEart failure REgistry adalah suatu pendataan international menggunakan web yang mendata pasien dengan acute decompensated heart failure yang masuk dan dirawat di unit gawat darurat. Dari data di 5 rumah sakit besar di pulau Jawa dan Bali yang ikut dalam pendataan ini didapatkan bahwa usia gagal jantung lebih muda, pasien datang lebih parah dan terlambat, lama rawat rata rata 7 hari, dan angka kematian di rumah sakit 6,7%. Makalah ini bertujuan memberikan ringkasan hal hal yang penting dalam diagnosis dan tata laksana gagal jantung. Tiga D (diagnosis cepat tepat, drugs yang berbasis bukti dan devices baru) adalah penting pada gagal jantung, selain itu apa yang harus dikerjakan dan jangan dikerjakan dalam menghadapi gagal jantung juga harus diperhatikan.
Abstract
Heart failure becomes main problem in cardiology because of increasing of heart failure patients, rehospitalization rate, morbidity, and mortality rate. The main causes of increasing heart failure problems are: (1) Successful treatment of acute myocardial infarction can be life saving, but its sequelae can cause heart failure. (2) Increasing life expectancy rate grows along with incidences of ageing related heart failure. (3) High prevalence of infection in Indonesia can cause rheumatic heart disease post Streptococcal beta hemolyticus infection, viral myocarditis, infective endocartitis, and tuberculoid pericarditis. (4) Many risk factors for coronary heart disease are often found in heart failure patients, for examples smoking, diabetes, hypercholesterolemia, hypertension, and obesity. Indonesia joined international multicentered registry in 2006. Acute Decompensated HEart failure REgistry is a web based international registry to record patient with acute decompensated heart failure treated in emergency room. It was found that heart failure patients in 5 big hospitals in Java and Bali island that joined this registry are younger, sicker and late to seek treatment. The median hospital length of stay was 7 days and in hospital mortality rate was 6.7%. The aim of this article is to give summary about essential things in diagnosing and treating heart failure patients. 3D (accurate diagnoses, evidence based drugs, and new devices) are the most important but what to do and what not to do in dealing with heart failure is also useful for your daily practice. |
