Latar belakang: Sitologi aspirasi jarum halus merupakan metode yang efektif dan aman dalam menilai lesi kelenjar liur. Gambaran morfologi yang bervariasi serta sitomorfologik yang saling tumpang tindih, mengakibatkan sulitnya dalam mendiagnosis lesi kelenjar liur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui akurasi diagnostik dan menganalisa gambaran sitomorfologik aspirasi lesi kelenjar liur.Metode: Dilakukan penelusuran sediaan sitologik lesi kelenjar liur tahun 2005-2009 pada arsip Departemen Patologi Anatomik FKUI/RSCM. Didapatkan 107 kasus sitologi lesi kelenjar liur, dan dilakukan pemeriksaan ulang. Terdapat 7 kasus dieksklusi karena sediaan tidak layak baca. Dilakukan pula penelusuran sediaan histopatologiknya dan dikorelasikan dengan sediaan sitologik. Uji diagnostik diaplikasikan pada 39 kasus berpasangan sitologi-histopatologik.Hasil: Kasus lesi kelenjar liur dari tahun 2005-2009 berjumlah 100 kasus, diantaranya 27 kasus negatif, delapan kasus inkonklusif dan 65 kasus lesi neoplastik. Pada 39 kasus berpasangan, empat belas kasus diantaranya memiliki diagnosis berbeda, dengan 3 kasus negatif palsu, satu kasus positif palsu. Secara keseluruhan dalam membedakan lesi malignant atau non-malignant didapatkan sensitivitas 82,35%, spesifisitas 95,45%, NPV 87,5% dan PPV 93,34%.Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa akurasi diagnostik sitologi lesi kelenjar liur sangat bervariasi, dengan sensitivitas 82,35% dan spesifisitas 95,45% dalam membedakan lesi malignant atau non-malignant; sekalipun tidak dapat menegakkan diagnosis definitif, namun tetap dapat membantu klinisi dalam tata laksana kasus. Abstract Background: Fine-needle aspiration (FNA) is an effective and safe procedure for analyzing salivary gland lesions. Various morphological and overlapping cytomorphology features can bring difficulty in diagnosis of the salivary gland lesions. This study aimed to evaluate the diagnostic accuracy of fine needle aspiration cytology of salivary glands lesions.Methods: There were 107 cases of cytology and 39 cases of histopathology of salivary gland lesions collected and reviewed from the archives of Anatomical Pathology Department, Faculty of Medicine, Universitas Indonesia / Cipto Mangunkusumo Hospital from 2005-2009. Seven cases of cytology were excluded, due to unsatisfactory specimens. Diagnostic test was applied to analyze the 39 pairs of cytology-histopathology cases.Results: There were 100 cases of salivary gland lesions cytology obtained, consisted of 27 negatives, eight cases inconclusive and 65 cases of neoplastic lesions. Of the 39 pair cases, fourteen cases showed result discrepancies between cytology and histopathology, with 3 false-negative cases and 1 false-positive case. The sensitivity and specificity of cytology analysis in differentiating malignant from non-malignant lesions were 82.35%, and 95.45% respectively, NPV 87.5% and PPV 93.34%.Conclusion: This study showed diagnostic accuracy of FNA cytology salivary gland lesions was varied, with 82.35% sensitivity and 95.45% specificity in differentiating malignant from non-malignant hence this information can still be used for case management. |