:: Artikel Jurnal :: Kembali

Artikel Jurnal :: Kembali

Computed tomography findings of retinoblastoma patients at Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta

Dewi Asih, Djayadiman Gatot, Rita S. Sitorus (Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009)

 Abstrak

Tujuan Karena belum ada data mengenai gambaran Tomografi Komputer (TK) pada pasien retinoblastoma (RB) di Indonesia maka tujuan penelitian ini untuk menentukan distribusi pasien dan menggambarkan temuan TK pada pasien RB di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Metode Melakukan pemeriksaan TK dari April 2004 sampai Agustus 2007 pada 64 pasien RB baru dengan tanda klinis leukocoria pada 19 pasien, leukocoria disertai dengan penonjolan bola mata pada 41 pasien, buftalmus pada 2 pasien dan mata merah pada 2 pasien. Pemeriksaan menggunakan single slice CT dan multislice CT potongan aksial dan potongan koronal.
Hasil TK dikelompokan menjadi 3 golongan: golongan I: tumor terbatas di bulbus okuli, golongan II: tumor meluas mengenai jaringan lunak orbita atau nervus optikus, dan golongan III: tumor meluas melewati orbita mencapai ruang intrakranial. Setiap golongan dievaluasi tentang adanya kalsifi kasi, penyangatan kontras dan lateralisasi. Hasil Dari 64 pasien retinoblastoma yang dievaluasi (30 anak perempuan dan 34 anak laki-laki) dengan rentang usia 3 bulan-9 tahun terdapat tumor bilateral pada 20 pasien, dan unilateral pada 44 pasien. Leukocoria ditemukan pada 19 pasien (6 pasien golongan I, dan 13 pasien golongan II). Proptosis ditemukan pada 41 pasien (27 pasien golongan II, dan 14 pasien golongan III). Pasien dengan bufthalmus dan mata merah ternyata dari hasil TK masuk golongan II. Kalsifi kasi dan penyangatan terlihat pada semua golongan I (6 pasien). Pada golongan II (44 pasien) ditemukan kalsifi kasi pada 41 pasien dan tidak terlihat penyangatan pada 6 pasien. Pada golongan III (14 pasien) tidak terlihat kalsifi kasi pada 2 pasien, sedangkan semua pasien lainnya memperlihatkan penyangatan.
Kesimpulan Pada studi ini kalsifi kasi terdapat pada 92% kasus. Kalsifi kasi bukan merupakan suatu petanda prognosis yang baik karena kalsifi kasi dapat terlihat pada hampir semua kasus ekstraokular dan intrakranial. Penyangatan kontras tidak berhubungan dengan perluasan tumor ke ekstraokular. Penemuan klinis leukocoria dan belum terdapat proptosis tidak menyingkirkan adanya perluasan ke ekstraokular. Kemungkinan invasi intrakranial harus difi kirkan pada pasien proptosis. Umumnya kasus RB di RSCM didiagnosis pada stadium lanjut sehingga tujuan terapi lebih untuk mempertahankan kehidupan tanpa melihat fungsi penglihatan.

Aim As data of CT fi ndings for retinoblatoma in Indonesia is not yet available, this study aimed to determine patient distribution and to describe CT fi ndings of RB patients at Cipto Mangunkusumo Hospital. Methods From April 2004 to August 2007, CT scans were performed on 64 new patients of RB with clinical fi ndings: leukocoria (19 patients), leukocoria with proptosis (41 patients), buphthalmus (2 patients) and red eyes (2 patients). The CT scan was performed using single slice CT scan and multislice CT scan with axial and coronal section. The cases were categorized into 3 groups: grade I: tumor confi ned to the globe, grade II: tumor extended to orbital soft tissue or involved the optic nerve, and grade III: tumor extended beyond the orbit or intracranial space. The CT features were evaluated in each group for the presence of calcifi cation, contrast enhancement and lateralization.
Results Sixty four patients (30 females and 34 males) were evaluated. Age range: 3 months up to 9 years old; bilateral 20 patients, unilateral 44 patients. Six patients of 19 patients with clinical fi nding leukocoria were included in group I, and the remaining were included in group II. Twenty seven patients of 41 patients with proptotic eyes were included in group II, and the remaining were included in group III. Patients with clinical fi nding buphthalmus and red eyes were included in group II. All of the group I tumors (6 patients) showed calcifi cation and enhancement. In group II (44 patients), calcifi cation was detected in 41 patients, and there was no evidence of contrast enhancement in 6 patients. Group III (14 patients): no calcifi cation in 2 patients, all of the tumors showed enhancement.
Conclusion Our study showed calcifi cation in 92% of RB. Calcifi cation was not a favorable prognostic sign, because calcifi cation was detected in almost all of the extraocular and intracranial tumors. Tumor enhancement was not correlated with extra ocular tumor extension. The fi nding of leukocoria without proptosis could not exclude the presence of extraocular tumor extension. Suspicious intracranial invasion should be considered in proptotic RB patient. Most retinoblastoma cases in Indonesia are diagnosed at advanced stage, so that the objective of the therapy is life saving rather than visual salvation Key words: leukocoria, enhancement, calcifi cation.

 Metadata

No. Panggil : AJ-Pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Subjek :
Penerbitan : Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
Sumber Pengatalogan :
ISSN :
Majalah/Jurnal : Medical Journal of Indonesia
Volume : Vol. 18, No. 4, Oktober 2009: 239-243
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Akses Elektronik : http://mji.ui.ac.id/v2/?page=journal.detail2&id=102
Institusi Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Fakultas Kedokteran UI
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
AJ-Pdf 03-20-452229539 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20333629