Tujuan : untuk mengetahui kejadian VTE pada pasien Indonesia yang menjalani bedah ortopedi mayor dan tidak menerima tromboprofi laksis.Metode Uji klinik terbuka pada pasien Indonesia yang menjalani bedah ortopedi mayor, dilakukan di 3 senter di Jakarta. Venografi bilateral dilakukan antara 5 dan 8 hari pasca bedah untuk menemukan VTE yang asimptomatik dan memastikan VTE yang simptomatik. Pasien dievaluasi hingga 1 bulan pasca bedah.Hasil Telah diteliti 17 pasien dengan median usia 69 tahun dan 76,5% di antaranya perempuan. Enam belas dari 17 pasien (94,1%) menjalani bedah fraktur panggul. Median waktu antara fraktur dengan tindakan adalah 23 hari (antara 2 sampai 197 hari), median lamanya tindakan bedah 90 menit (antara 60 sampai 255 menit), dan median lamanya imobilisasi 3 hari (antara 1 sampai 44 hari). Tiga belas dari 17 pasien menjalani venografi kontras untuk mendeteksi VTE yang asimtomatik. VTE ditemukan pada 9 dari 13 pasien (69,2%) saat akan keluar dari rumah sakit (RS). VTE yang simtomatik ditemukan pada 3 pasien (23,1%), semuanya dengan tanda-tanda klinis DVT dan tidak seorangpun dengan tanda klinis embolisme paru (PE). Pasien tersebut diobati dengan heparin berat molekul rendah, dilanjutkan dengan antikoagulan oral warfarin. Tidak ada kematian mendadak sampai pasien keluar dari RS. Tidak ada kasus VTE simtomatik baru sejak keluar dari RS sampai 1 bulan kemudian. Tidak ditemukan kematian mendadak, komplikasi pendarahan, ataupun perawatan ulang di RS dalam studi ini.Kesimpulan Insidens VTE asimtomatik sebesar 69,2% dan simtomatik 23,1% setelah bedah ortopedi mayor tanpa tromboprofi laksis. Studi yang lebih besar dibutuhkan untuk memastikan insidens yang benar, dan yang lebih penting, untuk menggunakan tromboprofi laksis pada pasien-pasien ini. Aim To estimate the incidence of VTE in Indonesian patients undergoing major orthopedic surgery and not receiving thromboprophylaxis.Methods This was an open clinical study of consecutive Indonesian patients undergoing major orthopedic surgery, conducted in 3 centers in Jakarta. Bilateral venography was performed between days 5 and 8 after surgery to detect the asymptomatic and to confi rm the symptomatic VTE. These patients were followed up to one month after surgery.Results A total of 17 eligible patients were studied, which a median age of 69 years and 76.5% were females. Sixteen out of the 17 patients (94.1%) underwent hip fracture surgery (HFS). The median time from injury to surgery was 23 days (range 2 to 197 days), the median duration of surgery was 90 minutes (range 60 to 255 minutes), and the median duration of immobilization was 3 days (range 1 to 44 days). Thirteen out of the 17 patients were willing to undergo contrast venography. A symptomatic VTE was found in 9 patients (69.2%) at hospital discharge. Symptomatic VTE was found in 3 patients (23.1%), all corresponding to clinical signs of DVT and none with clinical sign of PE. These patients were treated initially with a low molecular weight heparin, followed by warfarin. Sudden death did not occur up to hospital discharge. From hospital discharge until 1-month follow-up, there were no additional cases of symptomatic VTE. No sudden death, bleeding complication, nor re-hospitalization was found in the present study.Conclusion The incidence of asymptomatic (69.2%) and symptomatic (23.1%) VTE after major orthopedic surgery without thromboprophylaxis in Indonesian patients (SMART and AIDA), and still higher than the results of the Western studies. A larger study is required to establish the true incidence, and more importantly, that the use of thromboprophylaxis in these patients is warranted. |