Penelitian kegunaan makrolid pada asma eksaserbasi menunjukkan bahwa di samping memiliki efek antimikroba, makrolid juga memiliki aktivitas sebagai imunomodulator. Penelitian ini bersifat kuasi-eksperimental untuk menilai efek klaritromisin yang diberikan secara intravena dilanjutkan terapi oral klaritromisin pada 37 pasien asma eksaserbasi akut yang disebabkan infeksi saluran napas selama periode Januari sampai dengan Desember 2005. Pasien asma akut ringan dan sedang yang memenuhi kriteria diberikan klaritromisin intravena 2 x 500 mg selama maksimal 5 hari dilanjutkan klaritromisin oral 2 x 500 mg selama 7 hari. Dilakukan evaluasi perbaikan klinis sesuai skor serangan asma, dan arus puncak ekspirasi (APE). Sesudah 10 hari, hasil pengobatan menunjukkan perbaikan signifikan perbaikan skor serangan asma dan APE pagi dan sore sebelum dan sesudah pengobatan pada 35 subjek yang diteliti, sedangkan hari sulih didapatkan kurang dari 3 hari pada 21 subjek dan 3-5 hari pada 14 subjek. Kuman yang paling banyak ditemukan adalah golongan S. β-haemolyticus dan Streptococcus sp. Disimpulkan bahwa pengobatan dengan klaritromisin intravena yang dilanjutkan secara oral dapat memberikan perbaikan gejala klinis dan nilai APE pada eksaserbasi asma akibat infeksi saluran napas. Abstract n addition to its antimicrobial activity, macrolides have an immunomodulatory effect that may be beneficial to patients with asthma. This quasi-experimental study aimed to determine the effect of intravenous clarithromycin followed by oral administration in 37 patients with acute exacerbations asthma caused by respiratory tract infection during January - December 2005. Patients with mild to moderate exacerbations of asthma with respiratory tract infection meeting the inclusion and exclusion criteria were given intravenous clarithromycin 2 x 500 mg/day for not more than 5 days and followed by oral clarithromycin 2 x 500 mg/day for 7 days. Outcome variables were improvement of clinical symptoms according to the asthma exacerbation score and peak expiratory flow rate (PEFR). After 10 days, treatment resulted significant improvement in total asthma exacerbation score and morning PEFR in 35 patients enrolled this project. Based on clinical improvement and laboratory findings, the number of days required for intravenous clarithromycin was less then 3 days for 21 subjects, 3-5 days in 14 subjects. The most common causative pathogens were S. β-haemolyticus and Streptococcus sp. It was concluded that clarithromycin improved clinical symptoms and PEFR in exacerbation of asthma caused by respiratory tract infection. |