Komunikasi interpersonal dalam pelayanan keperawatan di rumah sakit
Achir Yani S. Hamid;
(Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 1994)
|
Komunikasi merupakan bagian integral dari fungsi unik keperawatan yang merupakan komponen terpenting dari pelayanan keperawatan. Perawat yang memiliki keterampilan berkomunikasi akan mudah menjalin hubungan rasa percaya dengan klien, mencegahterjadinya masalah legal, memberikan kepuasan profesional dalam pelayanan keperawatan dan meningkatkan citra profesi keperawatan serta citra rumah sakit.Komunikasi merupakan sarana utama yang digunakan dalam membuat dan memperkenalkan suatu perubahan. Selain itu, komunikasi juga dipakai sebagai landasan pembinaan hubungan antara perawat dengan anggota tim kesehatan lain. Mutu komunikasi antara perawat dan tenaga kesehatan lain mempengaruhi hasil pelayanan terhadap pasien. Knaus et al (1986) melaporkan bahwa angka kematian yang menurun di rumah sakit hempunyai hubungan dengan interaksi antara perawat dandokter yang lebih menghasilkan pelayanan terkordinasi terhadap pemenuhan kebutuhan pasien daripada terhadap struktur administratif, spesialisasi, maupun status pengajaran. Oleh karena itu, hubungan kerja yang buruk dapat menimbulkan masalah yang serius bagi klien dan perawat serta mengancam citra profesi keperawatan.Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan dengan jumlah mayoritas, penjalin kontak pertama dan terlama dengan klien, mutlak memerlukan kemampuan berkomunikasi interpersonal dalam membina hubungan dengan klien dan keluarganya serta dengan sesama perawat dan anggota tim kesehatan lainnya di rumah Sakit. Sebagaimana yangdilaporkan oleh Swansburg (1990), lebih dari 80% waktu yang digunakan seorang manajer termasuk manajer keperawatan adalah untuk berkomunikasi.Dengan demikian dalam menjalankan perannya sebagai pemberi pelayanan, pendidik, pengelola dan peneliiti, seorang perawat profesional berada dalam posisi yang paling menentukan untuk melindungi hak klien mendapatkan a.l.: pelayanan yang "aman" dan"bermutu", informasi yang diperlukan, keleluasaan pribadi (privacy), menolak terapi/perawatan, dan kerahasiaan akan data dirinya. Hal ini hanya dapat dilakukan oleh perawat, jika ia mempunyai kemampuan komunikasi interpersonal yang memadai.Makalah ini akan membahas komunikasi interpersonal dalam kaitannya dengan peran perawat sebagai pemberi pelayanan. Pengertian, jenis, faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal, dan cara meningkatkan komunikasi interpersonal dalampelayanan keperawatan di rumah sakit. Konsep dasar komunikasi tidak dibahas secara spesifik dengan asumsi bahwa bentuk dasar komunikasi interpersonal telah dipahami oleh peserta simposium. |
![]()
|
No. Panggil : | TA-Pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | [Place of publication not identified]: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 1994 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | |
Tipe Konten : | |
Tipe Media : | |
Tipe Carrier : | |
Deskripsi Fisik : | i, 14 hlm. : ill. ; 30 cm. |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
TA-Pdf | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20337769 |