Penelitian ini membahas mengenai identitas remaja Jepang yang dibangun melalui wacana-wacana yang bergerak saling melengkapi dan membutuhkan satu sama lain, dalam nama idola pop, musik pop Jepang atau J-pop, dan fashion remaja Jepang, serta remaja Jepang itu sendiri. Media pun diperkenalkan sebagai pihak yang berkepentingan dalam hubungan-hubungan yang terjadi di dalam wacana, mengenalkannya ke permukaan dalam wacana-wacana berada di dalam hubungan. Kekuasaan adalah alat yang digunakan untuk melakukan penelitian atas wacana-wacana yang terjadi atas nama identitas. Kekuasaan yang dimaksud bukan bentuk pengekangan ataupun kekuasaan terpusat yang dimiliki hanya oleh satu orang atau satu kelompok. Foucault, menjelaskan kekuasaan sebagai suatu model strategis canggih dalam suatu masyarakat tertentu, yang dibentuk dari kekuasaan-kekuasaan mikro yang terpisah-pisah. Remaja mencari identitas, idola pop menggunakan gaya hidupnya sebagai idealisme akan identitas, musik pop berperan sebagai perwakilan identitas idola, dan fashion sebagai gaya hidup yang dapat dicermati secara visual, adalah wacana-wacana penting yang terbentuk di dalam suatu jaringan kekuasaan. Disampaikan secara giat oleh media demi terperolehya keuntungan, yang mana keuntungan atas pencapaian identitas oleh remaja termasuk di dalamnya, suatu kesadaran atas pemerolehan gaya hidup yang diterangkan dalam wacana kekuasaan.Dari penelitian mengenai identitas remaja Jepang, melalui pemahaman kekuasaan, diperoleh kesimpulan bahwa wacana sebagai pengetahuan, adalah hal yang dipentingkan di dalam kekuasaan. Wacana yang berusaha menjelaskan mengenai identitas yang diinginkan remaja Jepang, erat dengan kebebasan dan kebaruan, dapat dipahami secara lebih mendalam, dan dipilah-pilah melalui wacana-wacana lain yang berkepentingan dengannya. Wacana-wacana tersebut saling berhubungan satu sama lain, dan mampu berlipat ganda ke dalam wilayah penyebaran yang baru, yang secara keseluruhan berada di dalam jaring kekuasaan. Nama-nama baru atas identitas dengan demikian muncul, dan dapat dijelaskan kembali melalui kekuasaan yang tertuang dalam wacana-wacana. The focus of this study is Japanese youth identities which derive from texts through Japanese pop idols, pop music or known as J-Pop, youth fashion, and the youth themselves. Media as well is related in the texts, the one who have interest and need in youth, produce or reproduce texts in relations with others texts. Power is used as tools to explain identity texts. Power itself is not about repressive or one controlled system. What Foucault means by power is not an exclusively negative force. Foucault define power as one concept based on knowledge make uses of knowledge, a strategical system in one society analysis. Youth seeks identities, pop idols use lifestyle as idealism of such identities, pop music role as pop idols identity, and fashion used by idols as visual lifestyle, are the important texts which related one to another in power relations. Media use these texts in purpose of finding benefits based on youth identity. Youth themselves have their own will to find their own identity through knowledge about identity, and vice versa, which these relations can be explained in power knowledge relations.From this study, can be concluded that texts as knowledge, is one of the important things to make power works. Texts explain youth identity, filled with freedom and feel of new things, related to many other youth texts, are in position ofpower relations. These texts related to each other, can be spread or double in new field of knowledge and texts, which still inside power relations. New names of identity will come from texts, again explainable by the use of power and its realtions. |