Beras merupakan komoditi pangan yang sangat strategis di Indonesia.Dengan adanya kesepakatan GATT/WTO (General Agreement on Tariff andTrade/World Trade Organization), pasar beras makin terbuka denganproteksi yang semakin berkurang. Dalam kondisi demikian, kemandirianekonomi hanya dapat dipertahankan dengan memantapkan ketahananekonomi melalui peningkatan daya saing. Pada perberasan hal ini dapatdipacu melalui perbaikan teknologi input dan pengurangan kehilangan hasilpada penanganan pascapanen.Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menguji pengaruh variabel teknologiterhadap tingkat kehilangan hasil pascapanen padi, serta (2) Menganalisisbesar pengaruh tingkat kehilangan hasil pascapanen padi terhadap dayasaing beras nasional. Survei dilakukan di Kabupaten Karawang pada Julihingga Agustus 2007.Data hasil survei dianalisis menggunakan regresi untuk melihat pengaruhvariabel teknologi terhadap tingkat kehilangan hasilnya. Selanjutnyakoefesien yang didapatkan akan disimulasikan melalul Policy Analysis Matrix(PAM) untuk melihat dampak penurunan kehilangan hasil terhadap dayasaing beras produksi dalam negeri.Perbaikan variabel teknologl akan dapat menekan tingkat kehilangan hasilpascapanen padi. Penguatan daya saing beras produksi dalam negeri terlihatdengan meningkatnya efesiensi sebesar masing-masing 2,17% dan 2,01%.Hal ini akan meningkatkan social benefit dan private benefit masing-masingsebesar Rp. 143,266 dan 155,711 per hektar lahan per musim tanam.Berkaitan dengan desakan liberalisasi perdagangan, kebijakan Pemerintahberupa proteksi dan insentif pada usaha tani padi dalam jangka pendek perludipertahankan. Sedangkan dalam jangka panjang, upaya-upaya untukpeningkatan produktivitas dan efesiensi biaya hendaknya segera dilakukan. |