ABSTRAK Penyakit jantung koroner merupakan penyebab utama kematian di duniayang akan terus meningkat dan menjadi pandemi tanpa memandang batas negara.Setiap tahun di dunia sebanyak 3.8 juta laki-laki dan 3.4 jiwa wanita meninggalkarena penyakit jantung koroner. Perubahan daya hidup, peningkatan usia harapanhidup dan urbanisasi mendorong timbulnya abnormalitas metabolisme sepertiobesitas, dislipidemia, resistensi insulin dan hipertensi. Kumpulan abnormalitas metablik ini disebutdengan sindroma metabolik pada akhirnya akan meningkatkan kemungkinan menderita penyakit jantung koroner tiga kali lipatTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuinya hubungan sindroma metabolik dengan penyakit jantungkoroner di RS. DR. M. Djamil Padang Tahun 2008 setelah dikontrol dengan variabel umur, jenis kelamin,pendidikan, pekerjaan, kebiasaan merokok, kebiasaan minum alkohol dan aktivitas fisik.Desain penelitian ini adalah kasus kontrol. Kasus adalah penderita baru penyakit jantung koroner berdasarkanpemeriksaan EKG oleh dokter, penyakit tersebut baru terdiagnosis pada Bulan Januari sampai Mei 2008. Kontroladalah semua pengunjung ang dinyatakan sebagai bukan penderita penyakit jantung koroner, pada Bulan Januari sampai Mei 2008berdasarkan pemeriksaan EKG oleh dokter. SIndroma Metabolik menurut AHA/NHLBI 2005 ditegakkan diagnosis bila terdapatempat kriteria dibawah ini: tekanan darah > 130/85 mmHg, kadar trigliserida darah >150mg/dl, kolesterol HDL pada laki-laki < 40 mg/dldan wanita < 50 mg/dl dan kadar gula darah puasa > 100mg/dlTelah dilakukan panelitian terhadap 300 orang responden terdiri dari 150pada kelompok kasus dan 150 pada kelompok kontrol. Hasil analisis multivariatdidapatkan kejadian penyakit jantung koroner (PJK) berisiko 4,67 kali lebih besarpada orang yang mengalami sindroma metabolik dibandingkan dengan orang yangtidak mengalami sindroma metabolik setelah dikontrol dengan variabel jenis kelamin(95% CI:1,20-18,06).Pada hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antarasindroma metabolik dengan kejadian penyakit jantung koroner di RS. DR. M. DjamilPadang tahun 2008. |