Pengaruh AHA (asam laktat) terhadap penetrasi kafein sebagaiantiselulit dalam sediaan krim, gel, dan salep secara in vitro telah diteliti.Pada penelitian ini dibuat formula krim, gel, dan salep kafein yangmengandung AHA dan tanpa AHA. Semua formula dievaluasi stabilitas fisikselama delapan minggu pada suhu ±29ºC, ±40ºC, dan ±4ºC, meliputipengamatan organoleptis, pH, diameter globul, viskositas, konsistensi, ujipemisahan fase dengan metode freeze thaw dan uji mekanik. Penetrasikafein secara in vitro dari krim, gel, dan salep dievaluasi menggunakan seldifusi Franz melalui kulit tikus. Semua formula menunjukkan stabilitas yangbaik pada organoleptis, pH, diameter globul, viskositas, konsistensi, danmetode freeze thaw. Namun, krim kafein yang mengandung AHA (krim A1),serta salep kafein yang mengandung AHA (salep C1) dan tanpa AHA (salepC2) menunjukkan pemisahan fase setelah uji mekanik. Studi penetrasi kafeinsecara in vitro menunjukkan nilai fluks kafein pada jam ke-8 dari krim, gel,dan salep yang mengandung AHA berturut-turut adalah 264,93±1,55 μg cm-2jam-1, 455,83±1,43 μg cm-2 jam-1, dan 89,65±0,30 μg cm-2 jam-1. Nilai flukskafein pada jam ke-8 dari krim, gel, dan salep yang tidak mengandung AHAberturut-turut adalah 126,42±0,77 μg cm-2 jam-1, 310,64±4,58 μg cm-2 jam-1,dan 61,80±0,53 μg cm-2 jam-1. Dapat disimpulkan bahwa AHA meningkatkan penetrasi kafein secara in vitro dan menunjukkan nilai fluks kafein tertinggidari bentuk sediaan gel. |