Kelelahan menjadi faktor yang penting dalam aktifitas mengemudikan bus, khususnya bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP). Berdasarkan baberapa penelitian, faktor manusia menjadi sebab dominan terhadap kecelakaan lalu lintas, dimana sebagian besar dipengaruhi oleh faktor kelelahan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kele!ahan, secara garis besar faktor-faktor tersebut dapat dibagi menjadi tiga, yaitu : faktor yang berhubungan langsung dengan pekerjaan (work related), faktor yang tidak berhubungan langsung dengan pekerjaan (non-work related) dan faktor-faktor lainnya (others). Penelitian ini mendeskripsikan dan menganalisa faktor faktor yang berhubungan dengan tingkat kelelahan, yaitu frekuensi, durasi, waktu istirahat, lama kerja, usia, IMT dan jenis kendaraan. Menggunakan data sekunder, berupa data manajemen perusahaan dan data primer melalui observasi, survey. photo dan wawancara. Analisa hubungan menggunakan instrumen statistik. Terungkap bahwa prosentase tingkat kelelahan yang terbesar ada dalam katagori kelelahan berat. Terdapat hubungan yang signifikan antara vatiahel frekuensi, durasi dan waktu istirahat dengan tingkat kelelahan. Korelasi rendah (linear+) untuk frekuensi, korelasi sedang (linear +) untuk durasi dan korelasi (linear-) untuk waktu istirahat dengan tingkat kelelahan. Hasil uji statistic menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kelelahan ddengan usia, IMT dan jenis kendaraan. Hasil penelitian menggunakan metode REBA menyatakan bahwa aktifitas mengemudikan bus mempunyai tingkat resiko ergonomic medium. Berdasarkan hasil penelitian, seluruh responden mengalamikeluhan terhadap gejala CTD. Bagian tubuh yang paling banyak mengalami keluhan terhadap gejala CTD adalah : betis, paha, punggung bagian atas, pinggang, leher, bahu dan lengan. Hasil penelitian ini juga mengungkapkan bahwa dari tabulasi silang antara lam kerja mengemudi dengan keluhan gejala CTD terdapat peningkatan frekuensi terhadap tingkat keluhan pada masing-masing bagian tubuh yang mengalami keluhan gejala CTD seiring dengan makin lama seseorang bekerja sebagai pengemudi bus. Fatigue becomes an important factor in driving a bus, especially the AKAP bus (public bus that have route across the towns and the provinces). Based on existing research, human factor was the dominant cause towards the traffic accident, that mostly influenced by fatigue. Many factors could influence the fatigue level that generally divided into three factors: work relatenon-work related and other factors. This research described and analyzed factors associated with fatigue-level: frequency, duration, break-time, working experiences, agebody-mass index, ard vehicle type. Secondary data that has been used for this research was gained throngh management report and the primary data by observation, survey, photos and interviews. Data analyzed with statistical tools. Revealed by this research that the largest percentage of fatigue-level, was in high fatigue level category. The association, between frequency, duration and break-time with fatigue level are significant. Low correlation (linear+)for frequency, medium correlation (linear +) for duration, and high correlation (linear-) between break-time and fatigue-level. Statistical test founded, there?s no significant association between fatigue-level and age, body-mass index and vehicle type. Assessment result using REBA method founded that driving bus activity has medium ergonomic risk level. Based on this research, all the correspondents had problems with CTD symptom, especially in their calf of leg, thigh, upper back, hip, neck, shoulder, and arm. This research also founded, according to cross-tabulation between working experiences in driving a bus with CTD symptom, there?s an increasing frequency for each part of the body that have problem with CTD symptom along with their working experiences. |