Penggunaan batubara yang dikategorikan sumber daya tak terbarukan sebagai bahan bakar tanur semen memberikan kontribusi emisi CO2, sebagai Gas Rumah Kaca (ORK). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengembangan energi terbarukan dengan pemanfaatan limbah dalam rangka penurunan konsumsi batubara dan penurunan emisi CO2. Kajian mendalam mengenai pemanfaatankembali energi yang terkandung pada limbah dengan teknologi co-processingdilakukan di Plant 8, PT. Indocement Tunggal Prakarsa (ITP) tbk, Citeureup.Penelitian ini tergolong penelitian kuantitatif. Penelitian lapangan dilakukan pada bulan Januari 2009 untuk menganalis;s penggunaan bahan bakar alternatif (BBA)pada periode 2007-2008. Kesimpulan yang dapat diambil, bahwa co-processingmemenuhi unsur-unsurur keberlanjutan seperti economically profitable, sociallyacceptable dan environmentally sound manageable. Secara khusus,kesimpulannya yaitu: (1) Kritena pemilihan BBA dalam industri semen: nilaikalori, kandungan air dan kemudahan penanganan, (2) Kendali pemanfaatan BBA: kualitas biomassa yang fluktuatif, kuantitas limbah yang memenuhi syuratbelum mencukupi dan kendal. berupa biaya investasi serta operasional yangtinggi, (3) BBA jenis sekam, cangkang kelapa sawit dan limbah industri memilikikeberlanjutan pasokan relatif stabil, sedangkan bubuk gergaji tidak dapatmencukupi konsumsi BBA di masa mendatang. Perkiraan kontinuitas pasokanBBA ini tidak mempertimbangkan penggunaan BBA sebagai baban bakar rumahtangga dan baban dasar pupuk organik, (4) Penggunaan BBA (2007-2008) mampumensubstitusi kalor sebesar 9,69% dan memberikan penurunan biaya baban bakarsebesar 8,95%, (5) Pemanfaatan biomassa yang dikategorikan memiliki energibebas CO2 (2007-2008) memberikan penurunan emisi CO2 sebesar 7.49%, (6)Teknologi co-processing pada tanur seme memberikan penerimaan(kompensasi) untuk tiap LB3 yang masuk sebesar US$ 5-30/ton, sesuai dengankarakteristik limbah. Selain itu, lumpur minyak ITP juga dapat diolah secaramandiri sebingga mengurangi biaya yang sehurusnya dikeluarkan jikapengolaanya diserahkan kepada instansi pengolah limbah. |