:: UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Kondisi integrasi Indonesia; suatu upaya pengukuran selama periode 1946-1999

M. Iqbal Djajadi; Paulus Wirutomo, supervisor; Sardjono Jatiman, examiner ([Publisher not identified] , 1999)

 Abstrak

ABSTRAK
Tesis ini pada dasarnya merupakan suatu studi yang bertujuan untuk mengembangkan
pengukuran mengenai kondisi integrasi. Dengan menggunakan aksi kekerasan ko1ektif
sebagal fokus pengamatan, dan Indonesia sebagai kasus, tesis ini memperoleh temuan- temuan
teoritik dan empirik sebagai berikut
Integrasi adalah suatu konsep derivasi dari struktur sosial. Bila struktur sosial
merujuk kepada pola hubungan di antara unit-unit sosial yang membentuknya~ rnaka
integrasi merujuk kepada derajat kekuatan hubungan di antara unit-unit tersebut
Ada berbagai cara untuk mengukur kekuatan hubungan di antara unit-unit yang
terdapat dalam struktur sosial. Narnun dengan menggunakan perspektif keteraturan
sosial, studi ini memusatkan perhatian kepada aksi.aksi kekerasan kolektif Asumsinya
adalah semakin rendah tingkat aksi kekerasan semalkin tinggi tingkat keteraturan
sosial atau integrasinya, Dernikian pula sebaliknya.
Secara konseptual, integrasi setidaknya memiHki dua dimensi: integrasi nasional
dan integrasi sosietaL Dimensi pertama merujuk kepada kek:uatan hubungan di antara
negara dan masyarakat, sedangkan dimensi kedua merujuk kepada kekuatan hubungan di
antara unit-unit dalam masyarakat itu sendiri.
Kategori integrasi terentang antara kuat hingga lemah. Dalam rentang tersehut,
kategori yang paling ekstrim memang adalah disintegrasL Yakni, pemisahan antara unit-
unit sosial yang terlibat Namun di antara dua kategori ekstrim --integrasi kuat dan
disintegrasi masih terdapat kategori lairnya: maiintegrasi Berbeda dengan istilah
pcrtama yang merujuk kepada penolakan bahkan pemisahan. istilah yang disebut terakhir
lebih merujuk kepada adanya gangguan hubungan di antara unit-unit. Berdasarkan itu,
studi ini kemudian mengembangkan tipologi: malintegrasi tipe A (kerusuhan), tipe B
(penjarahan dan perusakan), dan tipe C (tawuran).
Dengan memanfaa!kan data sekunder dari berbagal sumber~ penelaahan
menunjukkan bahwa Indonesia selama periode 1946 hingga April 1999 mengalami
peningkatan aksi kekerasan kolektif. Dan puncak aksl tersebut terjadi pada masa periode
Orde Reformasi. Namun berbeda dengan anggapan umum. kerusuhan sebenamya
cenderung terus menurun; aksi-aksi kekerasan kolektiflainnya yang justru meningkat. Di
antaranya adalah penjarahan. perusakan, tawuran. dan pertempuran etnik. Mengikuti
konsepsi sebelumnya. studi ini memiliki kerangka pemikiran tersendiri dalam
menggunakan aksi~aksi kekerasan koiektif sebagai indikator integrasi.
Berdasarkan suatu rumus sederhana yang menyatakan hahwa integrasi nasional
sama dengan satu dikurangi aksi separatis (sebagai indikator disintegrasi nasional); serta
integrasi sosietal sebagai satu dikurangf pertempuran primordial (sebagai indikator
disintegrasi sosietal); kerusuhan, penjarahan, perusakan dan 1awuran (sebagai indikatorindikator
malintegrasi), maka studi ini memperoleh kesimpulan sebagai berikut.
Studi berkesimpulan bahwa, hingga batas keberlakuan data yang dikumpulkan,
sebenarnya kondisi integrasi nasional Indonesia masih tinggi. Berdasarkan periode
pemerintahan, hingga batas tertentu dapat dikatakan bahwa integrasi nasional di masa
Habibie dan Soeharto cenderung lebih tinggi ketimbang masa Soekamo. Hal yang
memperihatinkan adaiah justru kondisi integrasi sosietal. Ada kecenderungan bahwa
kondisi integrasi sosietallndonesia tidak pernah mencapai tingkat paling optimal. Bahkan
berdasarkan perkembangan periode, terlihat bahwa tingkat integrasi sosietal di masa
Habibie yang baru beriangsung sekJtar setahun ini berada pada titik yang paling rendah
dibanding masa Soeharto dan Soekamo.
Secara umum tesis ini juga menyimpulkan bahwa sebenarnya kita tidak periu
mencemaskan kondisi disintegrasi nasional. Karena sebenamya fenomena ini tidak selalu
berjalan penuh kekerasan. Hal yang hams ditakuti adalah fenomena disintegrasi sosietal,
dan komplikasinya ke arah disintegrasi nasional. Hal inilah yang sebenamya tetjadi di
semenanjung Balkan yang menghancurkan Yugoslavia.
Narnun terlepas dari berbagai temuan empirik di atas, tesis ini masih memerlukan
sejumlah penyempumaan di masa mendatang. Dari segi alat ukur. ia p.erlu memasukkan
aspek kuantitatif kerugian jiwa dan material sebagai indikator substantif. Sedangkan dari
segi ketersediaan data, ia perlu memasuk berbagai data laiTlllya yang lebib lengkap dan
relevan.

 File Digital: 1

Shelf
 T32797-M.Iqbal djajadi.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : T32797
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 1999
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resource
Deskripsi Fisik : viii, 106 pages : illusration ; 28 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T32797 15-19-934088239 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20341189