Masa remaja merupakan fase penting dalam kehidupan seseorang, dimana pada ihse tersebut terjadi perubahan baik secara biologis maupun psikologis. Perubahan ini akan menyebabkan perubahan perilaku seksual yang harus disikapi dengan hati-hati agar tidak menimbulkan masalah.Perilaku seksual adalah seluruh tingkah laku yang didorong oleh adanya hasrat seksual baik dengan lawan jenis ataupun sesama jenisnya. Manifestasi yang bennacam-macam dari perilaku seksual ini sering menyebabkan masalah selama masa remaja seperti hubungan seksual pranikah, aborsi, penyakit menular seksual dan juga HIV/AIDS.Tujuan penelitian adalah untuk rnengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual siswa SMA di Kecamatan Bangkinang tahun 2008. Manfaat penelitian adalah untuk memberikan masukan kepada pembuat keputusan dan pelaksana program kesehatan dalam melakukan pembinaan kepada remaja sebagai pribadi yang berkembang.Desain penelitian menggunakan cross sectional dan melihat hubungan antara faktor predisposisi dan penguat dengan perilaku seksual siswa SMA di Kecamatan Bangkinang Faktor predisposisi meliputi umm, jenis kelamin, pengetahuan dan sikap. Faktor penguat meliputi nilzzi moral dalam masyarakat keharmonisan keluarga, pengaruh Ieman sebaya, lingkungan pendidikan dan keterpaparan oleh media informasi.Penelitian dilakukan pada bulan Februari dan Maret 2008. Lokasi penelitian adalah Kecamatan Bangkinang Kabupaten Kampar Propinsi Riau dengan populasi seluruh siswa SMA di Kecamatan Bangkinang. Sampel dipilih secara acak sederhana berjumlah 432 orang. Pengambilan data dilakukan dengan meminta responden untuk mengisi kuisioner.Hasil penelitian mendapatkan adanya 27 orang responden (6,3%) yang telah melakukan hubungan seksual pranikah, dimana 3 orang responden atau pasangannya hamil dan semuanya menggugurkan kandungan sendiri atau dengan bantuan dukun. Responden yang memiliki perilaku seksual beresiko sebesar 152 responden atau 35,2%. Faktor yang memiliki hubungan bemrakna dengan perilaku seksual adalah nilai moral dalam masyarakat, pengaruh teman sebaya dan ke/terpaparan oleh media informasi. Responden dengan nilai moral masyarakat yang longgar berpeluang memiliki perilaku seksual beresiko 1,8 kali dibandingkan siswa dengan nilai moral dalam masyarakat yang ketat setelah dikontrol oleh faktor pengaruh teman sebaya dan faktor keterpaparan oleh media informasi. Siswa yang terpengaruh oleh teman sebayanya berpeluang memiliki perilaku seksual beresiko 2,6 k li dibandingkan siswa yang tidak terpengaruh teman sebayanya setelah dikontrol oleh faktor nilai moral dalam masyarakat dan keterpaparan oleh media infonnasi. Siswa yang terpapar oleh media informasi berpeluang memiliki perilaku seksual beresiko 3,3 kali dibandingkan dengan siswa yang kurang terpapar oleh media informasi, setelah dikontrol oleh faktor nilai moral dalam masyarakat dan pengaruh teman sebaya. Diperoleh hasil bahwa keterpaparan oleh media informasi merupakan faktor yang paling dominant berhubungan dengan perilaku seksual beresiko setelah dikontrol oleh nilai moral dalam masyarakat dan pengaruh teman sebaya.Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar para pembuat kebijakan mengeluarkan peraturan tentang pemasangan software antipomografi pada setiap penyedia jasa intemet, mengadakan pelatihan konselor bagi teman sebaya, pembatasan I-IP berkamera di lingkungan sekolah, dan memperbanyak materi kesehatan reproduksi yang bertanggungiawab untuk seluruh siswa SMA This the important life phase in someone life, at this phase the changed happened meaning by biological and psychological. This change will cause the behavioral change of sexual attitude which must carefully faced in order not to generate problem.Sexual behavior is the entire adolescent behaviour pushed by existence of good sexual ambition with its oposite gender and or its sesame type. Too many kinds of this sexual behavior manifestation will often cause the problem of during teen-age, like a prcmarital sexual intercourse, abonion, sexual contagion as well as HIV I AIDS.The research aim to to know the factors that related to sexual behavior of Senior High School students at Bangkinang District in year of 2008. This Research benefit is to give the input to decision maker and reproduction health programmer in conducting construction to adolescent as an cxpandent person.The research use cross sectional designed to see the relation between the predisposing and reinforcing factors with sexual behavior of SMA student in Bangkinang District. Predisposing factors cover the age, gender, knowledge and attitude. Reinforcing factor cover asses the moral in society, the family harmonious, friend influence coeval, mileu of school and exposurcd by media of information.Research conducted in Februari and March 2008. Research location is in District of Bangkinang of Kampar regents Riau Province, with the entire population student SMA in District Bangkinang. Sampel selected at random modestly amount to 432 people. Data intake conducted by asking for responder to fill questioner.Result of the research get 27 responder ( 6,3%) which have done the premarital sexual intercourse, whcrc 3 responder or their couple was pregnant and altogether abon the pregnance by themself or constructively soothsayer. The responder who owning high risk sexual behaviour is about 152 responder or 35,2%. Factors that have significant relation with sexual behaviour is moral value in society, friend influence coeval and media of information exposure. Responder with the diffuse society moral value have opportunity to have the high risk sexual behavior l,8 times compared to student with the moral value in tight society after controlled by factor of friend influence coeval and media of information exposure. Student affected by friend coeval have opportunity to have the high risk sexual behavior 2,6 _times compared to a student which is not affected by a friend coeval alter controlled by factor assess the moral in society and the media of infomation exposure. Student which media of infomation exposure have opportunity to have the high risk sexual behavior 3,3 times compared to a less student of media exposure, after controlled by factor assess the moral in society and friend influence coeval. Obtained by the result that media of information exposure represent the most of dominant factor that relate to the high risk sexual behavior alter controlled by moral value in society and iiiend influence coeval. Pursuant to research result suggested that all policy maker release the regulation of software antipornography installation in each internet service provider, performing a counselor training to friend coeval, demarcation of camera handphonc in school environment, and multiply the items of responsibly health reproduction entire SMA student. |