Program Keluarga Berencana selama ini telah berkontribusi dalam penurunan fenilitas di Indonesia dan semakin lama prevalensinya semakin meningkat. Peningkatan prevalcnsi pemakaian kontrasepsi yang diikuti oleh penunman angka fertilitas mengindikasikan bahwa di antara dua indikator tersebut memiliki hubungan yang sangat erat. Pencapaian TFR di Indonesia berdasarkan SDKI 2007 ternyata lebih rendah dari yang diharapkan jika. merujuk pada pencapaian CPR-nya. Kondisi ini membawa Indonesia mengalami deiisit fertilitas, yaitu suatu kondisi pencapaian angka fertilitas yang lebih rendah daripada angka fertilitas yang diharapkan. Terjadinya defisit ini diduga karena pemakaian kontrasepsi yang makin efektif dan berlangsung lame, sehingga dugaan tersebut perlu diteliti lebih lanjut. Melalui studi ini, ingin dipelajari pengaruh efektivitas pemakaian kontrasepsi dalam penurunan fertilitas dan kelangsungan pemakaian kontrasepsi berdasarkan karakteristik tingkat pendidikan, aktivitas pekerjaan, daerah tempat tinggal, tingkat kekayaan, mnur, tingkat PDRB, dan rasio fasilitas kesehatan per pasangan usia subur. Dengan mengglmakan regresi multinomial logistik dan regresi Cox, ingin dilihat kcoenderungan pemakaian alat/metodc kontrasepsi dan detenninan kelangsungan pemakaian kontrasepsi. Metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) ternyata masih merupakan metode yang lebih efelctif dibandingkau dengan metode lainnya. Efektivitas yang terjadi ternyata lebih efektif dari yang diduga dan sangat berkontribusi atas texjadinya deiisit fertilitas di Indonesia. Adapun karakteristik yang memiliki kecenderungan untuk menggunakan MKJP ialah mereka yang berpendidikan menengah kc atas, bekezja, tinggal di perkotaan, tingkat kekayaannya linggi, berumur 35 tahun ke atas, daerahnya kurang maju, dan rasio fasilitas kesehaian per PUS-nya makin tinggi. Karakteristik yang lebih cepat mcngalami diskontinu adalah wanita yang menggunakan non MKJP atau metode tradisional, berpendidikan menengah ke atas, tidak bekelja, tinggal di perkotaan, tingkat kekayaannya tinggi, berumur kurang dari 35 tahun, daerahnya kurang maju, dan rasio fasilitas kesehatan per PUS-nya makin tinggi. Family Plarming Program has been contributed to decreasing number of fertility in Indonesia. Increasing prevalence of contraceptive use which was followed by decreasing number of fertility rate indicated strong association between the two indicators. It was reported in IDHS 2007 that TFR in Indonesia was lower than expected seeing 'fiom achieved contraceptive use. This condition brought deficit of fertility in Indonesia. Later, it was guess that deficit of fertility was caused by e&`e ctiveness and longer duration of contraceptive use. The objective of this research was to investigate the influence of effectiveness of contraceptive use toward fertility and to investigate influences of factors such as level of education, working status, place of residence, wealth status, age, GDP and ratio of health care facility and couple of child bearing age toward continuation of contraceptive use. Multinomial logistic and Cox Regression were used to examine the association. Result of the analysis showed that long term contraceptive method was the most etfective method. The eiectiveness measured was more effective than it was expected and gave much contribution toward deiicit of fertility in Indonesia. The used of long term contraceptive method were high among those couples who were 35-49 years of ae, at least middle level of education, worked, lived in urban area, high socio economic status, lived in developing area, higher ratio of health care facilities and couple of child bearing age. Prevalence of discontinuation were high among those who were used traditional method and non long term method, at least middle level of education, not worked, lived in urban area, high socio economic status, 15-34 years of age, lived in developing area, high ratio of health care facility and couple of child bearing age. |