Latar Belakang : Kesiapan Belajar Mandiri merupakan syarat utama untuk menjalankan pembelajaran sepanjang hayat bagi lulusan Fakuhas Kedokteran. Kegiatan di Klinik Komunitas merupakan suatu strategi pembelajaran untuk meningkatkan Kesiapan Belajar Mandiri mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh keikutsertaan dalam kegiatan klinik komunitas dan faktor lainnya terhadap kesiapan belajar mandiri. Metodc : Penelitian dilakukan secara cross-sectional melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner khusus lerhadap mahasiswa Fakultas llmu Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta angkalan pertama. Faktor-faktor Iain yang dinilai adalah IPK, asal sekolah, tempat tinggal, jenis kelamin, ketersediaan waklu dan ketersediaan sumber be!ajar. Penilaian Kesiapan Belajar Mandiri menggunakan Skala Fisher. Analisis statistik menggunakan rgresi cox. Seluruh kuesioner dapat dianalisis dari 50 subyek yang diwawancara. Hasil : Sebagian besar subjek berumur 21 tahun (64%), memiliki IPK di atas 2,5 (62%), berasal dari Iuar kota (66%), tidak memiliki ketersediaan wakm yang eukup untuk belajar (60%) dan memiliki Sumber belajar yang memadai(54%), serta tinggal di lingkungan kos (66%), Jumlah subyek perempuan lebih banyak daripada iaki-laki (62%) dan yang mengikuti kegiatan di klinik komunitas Iebih kecil daripada yang tidak ikut (42%), Responden yang memiliki kesiapan belajar mandiri sebesar 54%. Faktor-faktor yang dominan berkaitan dengan kesiapan belajar mandiri adalah keikutsertaan di klinik komunitas dan IPK. Subjek yang mengikuti kegiatan di klinik komunitas dua kali Iebih siap belajar mandiri dibandingkan dengan subjek yang tidak mengikuti kegiatan di klinik komunitas. [RR Suaian = l,98; 95% interval kCp6rcayaan (CI) = 1,09-3,5'7]. Kesimpulan : Keikutsertaan dalam kegiatan di klinik komunitas meningkalkan kesiapan belajar mandiri mahasiswa. Background: The self-directed learning readiness (SDLR) is a main prerequisite for medical faculty graduates in implementing lifelong learning. A community clinic activity is a learning strategy to increase SDLR. The aim of this study is to identify the effect of taking part in the community clinic activity and other factors on SDLR. Methods: A cross-sectional study was conducted by interviewing all tirst batch medical students in Muhammadiyah University of Surakarta. Other factors which were assessed are Grade Point Average (GPA), high school background, residence, gender, availability of time to study and availability of learning resources. The SDLR was determined by the Fisher Scale questionnaire. The Fisher scale point above 150 indicates that the subject is ready for self-directed learning. Data analysis was carried out using cox regression. All of the 50 questionnaires could be analyzed. Results: Most subjects are 2] years old (64%). The GPA of sixty two percent of the subjects is above 2.5. Sixty six percent comes from out of town, 60% have not enough time to study, 56% have adequate learning resources and 66% do not live with their family. The number of female subjects is 31 (62%), and only 42% of the subjects took part in the community clinic activity. There are 54% respondents with Fisher scale point above 150. The dominant factors related to SDLR are taking part in the community clinic activity and GPA. Students who take pan in the community clinic activity are readier for self-directed learning compared to those who do not take part, [Adjusted RR = l.98; 95% Confidence interval (Cl) = l,09-3,57]. Conclusion: Taking part in the community clinic activity increased the SDLR. |