Kejadian kegemukan pada perempuan lebih sering dibandingkan pada laki-laki, sehingga menjadi permasalahan yang panting untuk dipertimbangkan. Dampak ditimbulkan akibat kegemukan terutama pada perempuan adalah risiko penyakit degeneratif seperti diabetes melilus, hypertensi, cardiovasculer, osteoartritis dan lain sebagainya. Status kegemukan dapat dikctahui dengan Indcks Massa Tubuh (IMT) aimzung dad pcfbfmdingan berat badan aengan tinggi baaan dam kg/mz, indikasi ina menggunakan indikator IMT dengan nilai ambarlg batas > 25,0 kg/m2. Prevalensi perempuan yang gcmuk (IMT >25.0) terdapat pada golongan umur 30-49 tahun. Data Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat tahun 2004 melaporkan kegcmukan (IMT >25) pada perempuan di Kota Padang Panjang adalah 53,3 %, angka ini adalah angka tertinggi diantara kabupaten/kota di Swnbar, dengan status kegemukan pada perempuan 33,5%. Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan kegemukan pada perempuan umur 25 - S0 tahun di Kota Padang Panjang tahun 2007, yang diukur dengan Indcks Massa Tubuh (IMT). Data yang digunakan adalah data primer dengan pendekatan kuantitatif observasional, dengan rancangan potong lintang (cross sectional). Pcnelitian dilaksanakan pada Bulan April-Mei 2007. Rcsponden dalam penelitian ini dipilih dengan acak sederhana dari tiap-tiap kelurahan, dan jumlah responden masing-masing kelurahan ditetapkan secara proporsi dari jumlah populasi per kehuahan. Jumlah sampel minimum ditempkan sebanyak 192 ormg, dan disebar kc 16 kelurahan di Kota Padang Panjang. Variabcl dcpcndcn adalah kegemukan (IMT), dan varibcl indcpcndcn adajah umur, riwayat kegemukan dari orang tua, paritas, konsumsi makanan, alctiiitas iisik, pola makan, status ekonomi, status perkawinan, dan pengetahuan gizi. Analisis data dilakukan sccara bcrtahap dimulai dengan univariat, bivariat (chi square) dan multivariat (multiple logistic regression). Hasil penelitian menunjukkan rata-rata IMT pada perempuan umm' 25-50 tahun adalah 26,60 i 6,03 kg/mz, perempuan gemuk IMT >25 adalah 54,2%. Hasil analisis menunjukkan ada hubungan bennakna antara konsumsi karbohidrat, riwayat kegemukan dari orang tua, dan status ckonomi dengan kegemukan pada perempuan umur 25 - 50 tahun di Kota Padang Paniang (p<0,05). Faktor yang dominan berhubungan dcngan kegemukan adalah status ckonomi (OR 2,2), riwayat kegemukan dari orang tua (OR 2,0) dan konsumsi karbohidrat (OR 0,4). Kesimpulan dari penelitian ini, antara lain adalah perempuan yang keluarganya pada tingkat status ekonomi tinggi berisiko 2,2 kali menjadi kegemukan tiibandingkan perempuan dengan status ckonomi rendah. Dcmikian pula halnya dengan perempuan yang ada ketunman gemuk dari orang tua 2 kali akan menjadi gemuk dari pada perempuan yang tidak ada riwayat gemuk dad orang tua. Disamping itu pcrempuan dengan konsumsi karbohidrat tinggi berisiko gemuk 0,4 kali dari pada perempuan yang konsumsi karbohidrat rendah. Keadaan ini disebabkan dengan mempertimbangkan indeks glikemik pangan yang dikonsumsi, karena konsumsi rendah karhohidrat tapi indeks glikemik pangannya tinggi, akan berisiko kegemukan dibandingkan dengan konsumsi karbohidrat tinggi dengan indeks glikemik pangannya rendah. Disarankan agar institusi kesehatan bersama dinas instansi terkait seperti Dinas Sosial, Keluarga Berencana, dan Tenaga Katja, BAPPEDA, Dinas Penanian, dan Pcndidikan tergabung pada kelompok ketja (pokja) Perbaikan Gizi masyarakat, mcrencanakan program pengendalian kegemukan terhadap masyarakat Kota Padang Panjang dengan selalu mclakukan pemantauan status gizi (kegemukan) sebulan sekali bempa kelompok posyandu atau sanggar senam aerobik dan timess, untuk mencegah timbulnya penyakit degeneratif. i>Obesity is more often experienced by women than men. This is very important to be analyzed. The effects of obesity, especially for women, is degenerative illness such as diabetes, hypertension, cardiovascular, osteoarthritis, etc. Obesity status can be known through Body Mass Index (BMI) by comparing body weight with body height in kg/mz. This indication is using BMI indicator with > 25,0 kg/m2 limits. Prevalence of obesity women (BMI > 25,0) experienced by the women group of 30 - 49 years old. The data of Health Department of West Sumatera Province in 2004 show that obesity (BMI > 25) experienced by the women in Padang Panjang city is 53.3%. This is the highest figure throughout the regions in West Sumatera, where obesity status for the women is 33.5%. The objective of this research is to fmd description of obesity of 25 - 50 year old women in Padang Panjang City In 2007 through Body Mass hidex (BMI) and other related factors. This research uses primary data with observational quantitative approach and cross sectional method. This research was done in April- May 2007. Respondents for this research is selected based on simple random technique from each village. The numbers of respondents fiom each village is proportional of the population. The minimum sample in this research is 192 women in 16 villages in Padang Panjang City. Independent variable is obesity (BMI) and independent variables are age, descent obesity, parity, food consumption, physical activities, eating habits, economic status, marriage status, and knowledge of nutrition. Data analysis is done in stages begins from partial regression, chi square and then multiple logistic regression. The result of this research shows that the average of Body Mass Index (BMI) for 25 - 50 years old women is 26.60 :t 6.03 kg/1112, respondents of obesity BMI > 25 is 54.2%. This analysis shows that there is a significant correlation between carbohydrate consumption, descent obesity and economic status with obesity for 25 - 50 years old women in Padang Panjang City ( p > 0.05). Dominant related factor with obesity is economic status with OR 2.2, for descent obesity with OR 2.0 and OR 0.4 for carbohydrate consumption. The conclusion of this research is the women of high economic status have 2.2 times risk of experiencing obesity compared to the women of low economic status. The women with descent obesity also have 2.2 times risk of experiencing obesity compared to the women with no descent obesity. ln addition, the women with high carbohydrate consumption have 0.4 times of experiencing obesity compared to the women with low carbohydrate consumption. Although the women with low carbohydrate consumption but high glikemik index will have risk of experiencing obesity compared to low glikemik indeks. The results of this research recommends to health department with other related departments such as social department, family planning, manpower department, Regional Development Board, agricultural department and education department cooperate to deal with public health, obesity restraint planning, in Padang Panjang City by controlling nutrition status once in a month in small social units like aerobic, fitness to prevent degenerative illness. |