ABSTRAK Bahan Bakar Minyak (BBM) mempunyai peranan pentingterutama sebagai sumber energi di dalam negeri, sumber penerimaannegara dan devisa, juga sebagai bahan baku industri. BBM menjadi suatukomoditas yang sangat strategis dalam perekonomian di Indonesia, baikbagi masyarakat (sektor rumah tangga), sektor trnsportasi maupun bagisektor industri.Dibandingkan dengan konsumsi energi Iain, terlwyata minyaktanah merupakan energi yang paling tinggi jumlah konsumsinya.Penlngkatan konsumsi telah membuat pemerlntah terpaksa mengimporminyak tanah, akibat terbatasnya produksl minyak tanah yang dihasilkankiiang-kilang daiam negeri. Akibatnya beban keuangan negara semakinberat kalau subsidi BBM terus dipertahankan.Pengurangan subsidi BBM ini berdampak pada semua sektor, jugapada konsumen rumah tangga yang sebagian besar menggunakanminyak tanah untuk memasak menjadi semakin sulit untuk mendapatkanminyak tanah dengan harga murah. Selaln itu dengan jumlah cadanganBBM yang semakin menurun menunjukkan sinyal untuk mulaimemanfaatkan energi Iain, yang salah satunya adalah LPG.Untuk mengetahui kemampuan LPG sebagai energi alternatifpengganti minyak tanah untuk memasak bagi konsumen rumah tangga maka dilakukan penelitlan ini, dimana sepertl diketahul bahwa konsumslenergi dipengaruhi oleh tingkat harga energi itu sendiri, harga energi Iainyang terkait dan tingkat pendapatan. Penelitlan ini diiakukan dalam duatahap. Pertama, penelitian dilakukan pada demand energi rumah tanggadi empat provinsi yang ada di pulau Jawa (DKI Jakarta, Jawa Barat, JawaTengah dan Jawa Timur) yang dianggap sebagai representatif permintaanenergi secara umum (agregat). Kedua, penelitian terhadap demandenergi rumah tangga pada kelompok berpendapatan rendah. Penelitianmenggunakan model demand energi rumah tangga yang pafing umumdengan menggunakan data sekuncler konsumsi dan harga tahun 1993~Hasil penelidan menunjukkan bahwa berdasarkan angkaelastisitas silang (cross price elasticity), LPG slgnlflkan mensubstituslminyak tanah pada rumah tangga di empat provinsl sampel, namun tidakpada rumah tangga kelompok miskin. Bagi kelompok miskin LPG masihmerupakan barang mewah. Angka elastisitas harga (own price elasticity)menunjukkan bahwa LPG merupakan barang normal untuk memasakpada rumah tangga provinsi sampel. Kenaikan harga minyak tanah dantingkat pendapatan (income elasticity) akan meningkatkan pemakaianLPG. Seiring dengan kenaikan pendapatan (income) maka konsumenrumah tangga akan beralih ke LPG sebagai energi altematif untukmemasak karena faktor efisiensi dan kenyamanan.
|