Penelitian ini bertujuan mengetahui determinan pemanfaatan BKKM oleh penderita katarak di Sumatera Barat. Penelitian ini non experimental dengan metode survey clan desainnya cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Kota Padang dan Kabupaten Limapuluh Kota. Responden dipilih secara ;leak sebanyak 154 orang dengan usia di atas 40 tahtm. Hasil penelitian menunjukan 16,88 % masyarakat memanfaatkan BKMM sebagai fasilitas pelayanan katarak. Ada hubungan antara pengetahuan, sikap, jarak, dan kepercayaan dengan pemanfaatan BKMM oleh penderita katarak (p<0,05). Variabel paling dominan yang berhubungan dengan pemanfaatan BIKKM oleh penderita katarak adalah pengetahuan (OR=8,8, 95% CI: 2,3-32,9). Perlunya peningkatan kuantitas ICIE tentang BIC/Aryl, katarak (definisi, eara pencegahan, penyebab, tanda-tandaigejala, penyembuhan dan cara mengobati) secara berkesinambungan dan mengembangkan sasaran KM pada yang berusia muda. This research aims to find out determinant of utilization of BICM1v1 by cataract patients in West Sumatera. It is non experimental using cross sectional as survey and design method. It was conducted in Padang City and Limapuluh Kota Regency. Respondents were randomly selected of 154 people with age over 40 years old. Research results showed 16,88% of society taking advantage of BIC/vIM as provider of cataract services facilities. There is correlation between knowledge, attitude, place, and trust with BK1vIrvl utilization by cataract patients (p(0,05). The most dominant variables is knowledge (OR 8,8, 95% CI: 2,3 - 32,9) associated with the utilization of BMA-NI by cataract patients. It need to increase quantity of KIE about BKMIVI, cataract (definition, prevention manner, cause, sings / symptoms, healing and treatment manner) continuously and develop objective of ICIE to the young age. |