Memasuki masa usia lanjut menimbulkan stresor tersendiri bagi individu.Penyesuaian yang terus-merems harus dilakukan agar mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Akan tetapi, penurunan kondisi fisik secara degeneratif sering disalahartikan oleh masyarakat sebagai penurunan kesehatan mental dan kualitas hidup. Lansia juga harus menghadapi kenyataan kurangnya fasilitas umum maupunpelayanan kesehatan yang memadai. Hal ini membuat lansia semakin sulitmempertahankan kesehatan mental, sehingga tidak jarang muncul kasus depresi Lima belas dari Seratus orang lansia mengalami depresi klinis, yang kebanyakan penderitanya adalah lansia yang menderita sakit fisik. Selain itu, kebanyakan lansia yang mengalami depresi adalah mereka yang merasa teerisolasisecara sosial atau kehilangan malcna perannya di masyarakat dan merasakekurangan dukungan emosional dari lingkungan terdekatnya, terutama keluarga.Padahal tidak Sedikit dari mereka yang berada pada sistem jaringan dukungan sosialyang kuat. Selain itu, diketahui bahwa sebagian besar lansia yang mengalami depresi akan berusaha menyangkal kondisi depresinya agar tidak tampak Iemahatau aneh. Tidak sedikit Iansia juga sulit mengungkapkan kondisi depresi yangdialaminya karena kurang memahami sistem-sistem depresi yang diungkap dalam alat ukur depresi standar, seperti BDI.Menglngat depresi bukanlah suatu kondisi wajar yang harus dialami lansia dan semakin pesatnya pertambahan jumlah lansia dewasa ini, peneliti melakukanpenelitian untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penerimaan dukungan sosial dan intensitas sakit terhadap tingkat depresi yang dialami lansia yangmenderita sakit. Dalam penelitian ini juga dikembangkan Skala PeneeirimaanDukungan Sosial pada Lansia yang Menderita. Sakit (PDS), yang diharapkanmampu mengetahui sejauhmana penerimaan dukungan sosial pada lansia yang menderita sakit dan sejauhmana PDS mampu memprediksikan lansia tersebutmasuk dalam kelompok yang mengalami depresi atau tidak.Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif dengan 36 subjek, yang memiliki karakteristik berusia 60 tahun ke atas, tidak tinggal di panti werdha, memiliki riwayat penyakit akut atau kronis, dapat membaca dan menulis Bahasa Indonesia, dan berdomisili di wilayah Semarang, Jawa Tengah.Alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua skala, yaitu Skala Penerimaan Dukungan Sosial pada Lansia yang Menderita Sakit (PDS), yang disusun peneliti dan Beck Depression Invenlory (BDI), yang telah terstandansasi untuk mengetahui profi1 depresi subjek penelitian. Hipotesispenelitian ini adalah ada pengaruh penerimaan dukungan sosial dan intensitas Sakit terhadap tingkat profil BDI pada Lansia yang menderita sakit.Data penelitian tersebut akan dianalisis dengan bantuan SPSS for Windows versi 11.0. Untuk menguji hipotcsis digunakan analisis regresi berganda dan analisis dikriminan., sedangkan untuk analisis tambahan digunakan analisis desknptif dengan menghitung distribusi frekuensi data.Hasil penelitian ini menunjukkan koefisien korelasi sebesar -0,819 dengan t hitung = 8,041 dan sig.= 0,000 untuk prediktor Penerimaan Dukungan Sosial padaLansia yang Menderita Sakit, serta koeiisien korelasi sebesar 0,344 dengan t hitung = 1,866 (t tabel = 2,0322). Adapun R square = 0,702. Hasil tcrscbut mcnunjukkan bahwa ada pengamh negatif yang sangat signiiikan pada Penerimaan DukunganSosial pada Lansia yang Menderita Sakit terhadap Profil BDI subjek. Selain itu, ada pengaruh yang tidal-c signitikan pada Intesitas Sakit terhadap Profil BDI subjek.Akan tetapi, keduanya memiliki sumbangan sebesar ‘70,2% dalam memprediksiprofil BDI Subjek. Dengan menggunakan analisis diskriminan, diketahui bahwaSkala PDS dapat memprediksi perbedaan antara kelompok subjek penelitian yang tidak mengalami depresi dengan kelompok yang mengalami depresi. Akan tetapi, fungsi diskriminan tersebut dapat memprediksi perbedaan dengan baik apabilamempertimbangkan intensitas sakit yang dialami subjek.Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah bahwa ada pengaruhpenerimaaan dukungan sosial dan intensitas sakit terhadap profil BDI pada Lansia yang menderita sakit. Selain itu, diungkapkan bahwa Skala PDS dapat memprediksi perbedaan antara kelompok subjek penelitian yang tidak mengalami depresi dengankelompok yang mengalami depresi. Akan telapi, fungsi diskriminan tersebut dapatmemprediksi perbedaan dengan baik apabila mempertimbangkan intensitas sakit yang dialami subjek.Bagi pencliti berikutnya, disarankan untuk melakukan penelitian serupadengan pendekatan kualitatif sehingga diharapkan akan lebih tergali mengenai keterlibatan pasangan atau keluarga, mengingat lingkungan sosial disekitarnya sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup lansia Selain itu, diharapkan pulaterungkap perubahan peran gender pada lansia laki-Iaki dan perempuan serta pengaruh budaya yang melatarbelakangi kehidupan lansia tersebut. Peneliti berikutnya juga diharapkan mempertimbangkan kembali faktor-faktor lain, sepertifaktor kepribadian dan faktor biologis pada Iansia dalam penelitian selanjutnya. |