Penghayatan dan coping suami dan istri terhadap masalah infertilitas serta pengaruhnya terhadap hubungan suami istri
Erlin Tirtaonggana;
Jeanette Murad, supervisor
(Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005)
|
Kehadiran seorang anak sangat diharapkan oleh sebagian besar pasangan suami istri,tetapi pada kenyataannya ada pasangan suami istri yang mengalami masalah infertilitassehingga mereka belum mempunyai anak. Masalah infcrtilitas mcmpunyai cfck psikologisyang signifikan baik pada suami maupun istri. Dalam situasi penuh tekanan seperti ituseseorang akan berusaha melakukan coping untuk mengatasi efek masalah infertilitastersebut. Masalah infertilitas juga mempengaruhi hubungan pasangan suami istri, termasukkepuasan pernikahan mereka.Permasalahan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimana penghayatansuami maupun istri terhadap masalah infertilitas? Bagaimana coping yang dilakukan olehsuami dan istri dalam menghadapi masalah infertilitas ini? Bagaimana pengaruh dari masalahinfertilitas ini terhadap hubungan suami istri? Untuk menjawab permasalahan penelitiantersebut, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan rnetode wawancara. Penelitianini melibatkan empat partisipan penelitian ( dua pasangan suami istri) yang sudah menikahminimal tiga tahun tetapi bel urn mempunyai anak dan tidak mengasuh anak orang Jain.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa temyata kedua suami tidak menganggapmasalah infertilitas sebagai suatu masalah besar. Sementara kedua istri lebih banyakmengalami emosi negatif, seperti sedih, marah, takut, kecewa dan bahkan juga ada yangmenarik diri dari pcrgaulan. Kedua pasangan suami istri melakukan strategi coping aktifdengan menjalani pemeriksaan dan perawatan infertilitas, akan tetapi kurangnya keterlibatansuami dalam hal ini menjadi masalah pada salah satu pasangan. Pasangan juga berusahauntuk mencari dukungan sosial berupa informasi maupun dukungan emosional dari keluargadan ternan. Mereka juga berusaha untuk melihat rnasalah ini secara lebih positif. Temyataketidakhadiran anak tidak menjadi faktor utama yang mengurangi kepuasan pernikahankarena ada faktor lain yaitu sifat dan tingkah laku pasangan yang lebih banyak dikeluhkan. |
![]()
|
No. Panggil : | T-Pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | [Place of publication not identified]: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | |
Tipe Konten : | |
Tipe Media : | |
Tipe Carrier : | |
Deskripsi Fisik : | iv, 103 hlm. : ill. ; 30 cm. + lamp. |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
T-Pdf | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20342695 |