Penyusunan modul pelatihan pembentukan identitas diri remaja inidilakukan berawal dari Igeprihatinan penulis dengan keadaan remaja kita yangbanyak melakukan perilaku yang kurang baik. Padahal jika disadari, berbagaiperilaku negatif tersebut dilakukan rernaja karena mereka masih bingungdengan siapa dirinya dan bagaimana peran yang harus dilakukannya dalammasyarakat. Jadi pemtasalahan seputar pembentukan identitas diri adalahsejauhmana remaja bisa menentukan peranan sosial yang akan dipilihnya dalamkehidupan selanjutnya (Atkinson, Atkinson, dan Hilgrad, 1996). Oleh karenailu, penulis melihat diperlukannya sebuah pelatihan unttlk rnembekali remajadalam membentuk identitas dirinya melalui berbagai materi yang berkait eratdengan identitas diri. Pelatihan yang diranoang untuk dilakukan selama 2 hariini akan diawali dengan pretest Q-sort yang mengukur sejauhmana konsep diri pada remaja telah terbentuk. Keniudian materi -materi yang akan disampaikanIVsecara berturutan adalah remaja seputar karalcteristik dan permasalahannya,teori psikososial Eriksonb yang akan membahas krisis identitas pada remaja,kecenderungan konformitas pada remaja yang berada dalam krisis identitas,kaimu amara idenmas diri dengan konseg din dan bagaimana membenwkkonsep diri menjadi ideal. Setelah itu, sebulan kemudian para peserta dimintaberkumpul kembali untuk mengikuti postes Q sort, untuk dilihat sejauhmanaperkembangan konsep dirinya.Sebelumnya, penyusunan modul ini telah diujikan pada 3 orang sampelsiswa yang berasal dari 3 sekolah yang berbeda, seorang siswa putri berasaldari SMU Labschool, seorang siswa putri lain bersekolah di SMU Diponegoro,Rawamangun serta seorang siswa putra berasal dari SMUN 12 Utan Kayu. Duaorang peserta telah duduk dibangku kelas 3 SMU sedangkan seorang lagi duduk di kelas 2 SMU. Uji coba dilakukan selama 2 hari, disesuaikan denganjadwal yang ada pada rancangan modul pelatihan, meskipun walctunya lebihdipersingkat karena pesertanya yang hanya 3 orang. Hasilnya secara umumpara peserta memiliki sikap positif dan rnerasa perlu diadakannya pelatihan inibagi remaja seusia mereka, karena dapat rnenambah wawasan berpikir merekadan pengenalan mereka terhadap diri sendiri.Selanjutnya saran untuk perbaikan program pelatihan ini dimasamendatang adalah mencari metode permainan yang lebih bervariasi, memasukkan juga teori rogers sebagai landasan teori Q sort yang digunakanpada pretest dan postst, mengenalkan adanya heterogenitas dalam kehidupannyata pada remaja, menyusun lémbar evaluasi yang dapat mengevaluasi isimateri yang disampaikan dengan lebih mendalam, menyajikan satu atau duamateri saja agar dapat efektif. Selain ilu, peran observer dan instruktur jugadiperlukan dalam pelaksanaan pelatihanAkhimya penyusunan modul ini dihafapkan dapat bermanfaat bagi pararemaja dalam membentuk identitas diri yang efektif demi memperbaiki kualitasperilaku dan kehidupan mereka di masa depan. Karena ditangan pemudalah,kepemimpinanan masayarakat bangsa ini akan diletakkan. Semoga hasilpenelitian ini dapat mendorong munculnya berbagai gagasan lain yang lebih baik dalam membantu remaja menjalani kehidupannya. |