:: UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Gambaran psychological well being pada lanjut usia yang terlibat pada kelompok lansia "KENCANA" (Studi kasus pada lanjut usia yang aktif dan tidak aktif)

(Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004)

 Abstrak

Hubungan interpersonal merupakan salah satu ciri khas kualitas kehidupan manusia karena
sudah menjadi sifat kodrat bahwa manusia adalah makhluk monodualis yang memiliki sifat makhluk
individu dan sosial. Dalam banyak hal, manusia memerlukan keberadaan orang lain untuk saling
memberi perhatian, membantu, mendukung, dan bekerja sama dalam menghadapi tantangan
kehidupan. Sejak bayi, manusia sudah memerlukan individu Iain, hingga saat individu memasuki
masa usia lanjut pun, individu akan merasa hidupnya "Kaya" dengan kehadiran individu-individu lain
yang memperhatikan dirinya (Papalia dan Olds, 1995; Grothberg, 1999).
Seinng berlambahnya usia, banyak lanjut usia yang sudah ditinggalkan oleh pasangan
hidupnya. Selain itu, banyak juga Ianjut usia yang mengalami sangkar kosong (empty nest) karena
ditinggalkan anak-anaknya yang pergi untuk melanjutkan pendidikan atau bekerja. Akibatnya, lanjut
usia mengalami kesepian. Akan tetapi bagi sebagian lanjut usia, hal tersebut tidak menjadi masalah
karena ia berusaha memanipulasi Iingkungan secara aktif dan konstrulctif melalui aktivitas tisik,
sosial, dan mental (Ryff, 1989). Dengan mengikuti aktivitas sosial, individu lanjut usia memiliki
kesempatan untuk manialin hubungan interpersonal dengan individu-individu Iain yang sebaya
dengan dirinya.
Keinginan untuk mencari teman yang sebaya dengan dirinya merupakan karakteristik Khas
pada masa usia lanjut (Schell, 1975; Carstensen, 1992). Hal ini dikarenakan terjadinya proses saling
tukar pengalaman melalui suclut pandang yang sama sehingga timbul perasaan dimengerli dan
didukung (Atwater, 1983; Craig, 1986; Ebersole dan Hess, 1990), aldbatnya dukungan emosi yang
sangat dibutuhkan pada masa tua dapat terpenuhi (Antonucci dan Akiyama dalam Quadagno, 2002).
Dari berbagai penelitian juga dikelahui bahwa tersedianya sumber dukungan dapat berguna sebagai
Stress bufer (Thoits, 1985; Lin dkk., 1986; Cohen dan Willis, 1985 dalam Briselte, Carver, dan
Scheier, 2002). Pertemanan dengan individu sebaya juga dapat mempertahankan kemampuan
individu lanjut usia untuk menyesuaikan diri dengan baik terhadap stress masa tua (Lowenlhal dan
Haven dalam Schell, 1975; Berkman dalam Birnan dan Schaie, 1990; Zander, 1990). Adanya teman
pada masa tua juga dapat memperpanjang usia (Steinbeck, 1992 dalam Papalia dan Olds, 1995).
Hal ini dapat terjadi karena individu lanjut usia yang memiliki teman akan merniliki sudut pandang
yang positif terhadap kehidupan, yang akhimya akan meningkatkan kualitas hidupnya (Reitch dan
Zautra, 1981 dalam Dwyer, 2000).
Lebih jauh dijelaskan oleh Carstensen (1992) bahwa cara terbaik dalam memilih teman
sebaya adalah dengan memperlahankan hubungan dengan teman-teman Iamanya. Lingkungan
tempat tinggal menjadi sarana yang memadai bagi para Ianjut usia untuk mempertahankan hubungan
dengan teman-teman Iama yang sebaya dengan dirinya. Hal ini clikarenakan mereka telah saling
mengenal sejak lama sehingga resiko tenadinya selisih paham dapat diminimalkan, sorta sudah
terbeniuknya social involvement dan mutual help (Adams dalam Papalia dan Olds, 1995). Oleh
karenanya, tempat tinggal dan rasa memiliki temadap lingkungan sekitamya memiliki pengaruh yang
cukup signiikan bagi psychological well being kaum Ianjut usia (Crown clan Longino dalam Tumer
dan Helms, 1987; Datan dan Lohman dalam lndati, 1992; Quadagno, 2002).
Peneliti menggunakan teori psychological well being yang clikemukakan oleh Ryfl (1989).
Aclapun dimensi-dimensi psychological wellbeing dari Rylf (1989) adalah penerimaan diri, hubungan
dengan individu lain, kemandirian, penguasaan lingkungan perlumbuhan pribadi, dan tujuan hidup.
Faktor-faktor yang mempengaruhi psychological well being adalah faklor evaluasi lerhadap
pengalaman kehidupan, dan faktor dukungan sosial.
Salah satu altematif yang dapat dilakukan Ianjut usia untuk menyaluikan kebutuhan
sosialisasi mereka adalah dibentuknya perkumpulan lansia. Peneliti tenarik untuk mengetahui ada
lidaknya gambaran psychological well being pada individu Ianjut usia yang al-clif dan tldak al-ctif dalam
aktivitas sosial sesuai teori yang dikemukakan Neugarten, Havighurst, dan Tobin (1961 dalam Ryff,
1909). Ketertarikan peneliti semakin dalam saat membaca kurangnya penelitian mengenai lanjut usia
di bidang psikologi konseling (Fassinger dan Schlossberg, 1992; Gelso dan Fassinger, 1990 dalam
Hanson dan Minlz, 1997). Padahal hasil sensus menunjukkan bahwa dewasa ini, 1 dari 10 orang
yang ada di dunia berusia di atas 60 tahun. Data statistik terakhir yang dikeluarkan oleh Perserikatan
Bangsa-Bangsa mamperlihatkan bahwa jumlah orang yang bemsia di alas 60 tahun diperkirakan
berjumlah sekitar 605 juta jiwa. Diprediksikan akan meningkat 2 kali lipat, yakni sekitar 1,2 milyar jiwa
di tahun 2025. Di negara-negara berkembang jumlah Ianjut usia mencapai hampir % dari jumlah yang
diprediksikan tersebut (Jurnal Perempuan, Oktober 2003). Adapun Indonesia diperlrirakan akan
menjadi negara ketiga terbanyak dalam jumlah Ianjut usia setelah China dan Amerika. Pada tahun
2000 jumlah lanjut usia di indonesia sekitar 15,3 juta jiwa (Majalah Selip, April 2001 dalam Wakhida
dkk, 2002). Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian Studi Kasus untuk
menjawab pem1asalahan dalam penalitian ini.
Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan, diketahui bahwa individu Ianjut usia
yang aktif dapat menoapai psychological well being, dan individu yang tidak lagi aktif tidak dapat
memenuhi dimensi kemandirian, penguasaan lingkungan, perlumbuhan pribadi, dan mengalami
kesulitan untuk memaknai keberadaannya atas kehidupan yang sudah dijalani.
Untuk penelitian selanjutnya, hendaknya digunakan lebih banyak subjek dengan latar
belakang yang Iebih beragam sehingga didapalkan gambaran yang Iebih bervariasi, triangulasi data
clan triangulasi melodologi, serta studi Iiteralur buku mengenai psychological well being yang Iebih
banyak
Saran praktis dari peneliti untuk palugas instansi terkait yang mangumsi masalah posyandu
Ianjut usia, hendaknya memberi perhatian seoara lebih baik sehingga dukungan sosial yang
clibutuhkan benar-banar dapat dirasakan oleh Ianjut usia yang ada dalam kelompok binannya, dan
juga buatlah inovasi-inovasi dalam membuat program kegiatan, Selain ilu, Sosialisasi kepada
masyarakat mengenai pentingnya aktivitas di usia tua sahlngga masyarakat tidak terjebak dengan
stereotipi bahwa masa tua adalah masa untuk menjauhkan diri dari berbagai aktivitas sosial. Yang
tidak kalah panting, untuk keluarga yang memiliki lanjut usia hendaknya momberi kesempatan
kepada lanjut usia untuk letap aktif di masa tuanya. Keluarga dapat membantu dengan menyediakan
informasi mengenai organisasi Ianjut usia yang dapat dimasuki oleh orang tuanya. Lalu, untuk Ianjut
usia yang lidak aklif tetap dijaga silaturahminya sehingga ia merasa tetap memiliki teman, khususnya
pada Ianjut usia yang tidak dapat aktif karena alasan kesehatan. "Tidak ketinggalan, untuk pralansia
sebaiknya mempersiapkan diri secara baik agar tetap dapat aktif di usia tua, misal dengan mulai rajin
olah raga atau menjaga pola makan. Intinya, kembangkan gaya hidup sehat sedini mungkin. Jangan
lupa untuk banyak mencari informasi mengenai lanjut usia sehingga tidak adanya kekagetan bila
nantinya menghadapi berbagai perubahan yang dialami, dimana hal ini dapat dilakukan dengan
banyak terlibat pada aktivitas sosial sehingga saling belajar dari anggota lain.

 File Digital: 1

Shelf
 T-Endah Puspita Sari.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : T38783
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik : xi, 109 hlm. : ill. ; 29 cm. + lamp.
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T38783 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20342913