Menjadi orang tua membawa tantangan tersendiri sejalan denganperkembangan anak maupun orang tua itu sendiri. Banyak pendapat yangmenyatakan bahwa sikap dan perilaku ibu merupakan faktor penentu bagiperkembangan anak dan kualitas anaknya Bagi ibu yang bekerja hal inimembutuhkan usaha yang cukup besar untuk dapat menjalankan perannyasebagai isteri, ibu dan pekerja dan ibu yang bekerja perlu melakukanpenyesuaian-penyesuaian agar dapat mengembangkan anaknya seoptimalmungkin. Banyak penelitian-penelitian yang menemukan bahwa caraparenting seorang ibu dipengaruhi oleh pendidikan, pekeljaan, status sosialdan lingkungan keluarga Semakin tinggi tingkat pendidikan dan pekeljaanseorang ibu semakin tinggi aspirasi terhadap anaknya, termasuk disini paraprofessional. Ibu akan berusaha melakukan usaha-usaha mengoptimalkan anakdengan cara parenting yang dianggap sesuai baginya, namun dalamkenyataanya kadang-kadang tidak memenuhi harapannya. Hal ini jugaditunjang oleh pengalaman klinik peneliti (data klinik LPT-UI, 1998-2001),pada kasus anak usia 8-10 tahun.Mengingat anak pada usia tersebut sudah mernpunyai lebih banyakkegiatan dan sesuai dengan kurikuium kelas III SD yang culcup padat, makacara parenting adalah dengan memantau (monitoring) dan kontrol yang tegasmerupakan hal yang penting. Ibu juga diharapkan membantu anakrnengembangkan manajemen diri dan tanggung jawab sosial, menyediakanhubungan yang positif serta mengelola pengalaman-pengalaman di luarkeluarga. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran cara parentingpada ibu yang bekerja sebagai profesional yang memiliki anak usia 8-10 tahun.Melalui hasil penelitian dapat dicari cara parenting yang efektif dalampengasuhan anak dan dengan mengkaji kondisi-kondisi ibu yang bekerjasebagai profesional diharapkan dapat memberikan bantuan melalui konselingagar ibu tetap dapat menjalankan peran gandanya dengan mengatasi kendalakendalayang ada dan dapat melakukan penyesuaian-penyesuaian Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 103 reponden mempunyaikecenderungan cara otoriter. Dari-empat-subyek-yang-diambilsecara kuaiitatif; dua subyek yang mempunyai cara parenting yang otoriter,memperlihatkan interaksi ibu dan anak dirnana ibu melakukan kontrol yangtegas dengan ancaman dan hukuman, menuntut kepaluhan, seringmemperingatkan anak, pengawasan pada anak lebih menekankan aldbatburuknya, tidak membiasakan untuk saling berargumentasi dan ibu mudahmenjadi malu dan kecewa bila anak tidak memperlihatkan periiaku yangdiharapkan. Dari dua subyek dengan cara parenting yang otontatif terlihat interaksi ibu dan anak yang membiasakan anak untuk berani bertanya danmenyatakan pendapatnya, mencari altematif pemecahan masalah bersama,saling berargumentasi, bersikap responsif, memperhatikan keinginan danpendapat anak, menjelaskan pada anak untuk bertanggung jawab atasperbuatannya, menjelaskan peraturan yang diberikan dan konsekuensi daripelanggaran terhadap peraturan tersebut, membiasakan anak untuk mengontrolemosinya dan memprlihatkan rasa bangga, rasa senang dan memuji anak bilamelakukan perilaku-perilaku yang konstruktifLatar belakang keluarga, dukungan suami, urutan kelahiran dan profesimempengaruhi cara parenting dari subyek penelitian.Saran dari hasil penelitian ini, antara lain untuk penelitian kuantitatif dilakukan pada sampel yang lebih besar dan lebih bervariasi agar mendapatkangeneralisasi yang lebih luas. Pada ibu yang bekerja sebagai profesional disarankan menggunakan cara parenting yang otoritatif, menggunakan waktuluang seefektif mungkin, mengeliminir masalah-masalah yang ada, dan jugameningkatkan dukungan suami. Sebagai studi perbandingan dapat dilakukanpenelitian pada anak-anak yang mendapatkan cara parenting otoriter maupun otoritatif dari ibu yang bekerja sebagai professional. |