Penelitian ini berlujuan mengetahui dinamika dan pola coping stress' danonentasi religiusitas pengguna narkoba pada remaja akhir. Hal ini dilatarbelakangi oleh kenyatazm penderita ketergantungan narkoba di Indonesiamengalami peningkatan, khususuya pada remaja. Menumt konsep modelketergannmgan dari Brickman (dalam Marlalt & Boer, 1988), aktivititasketergantungan narkoba climotivasi oleh usaha individu untuk beradaptasiterhadap stres yang agaknya lebih dihubungkan dengan alcibar penggunaannarkoba itu sendin dibandingkan dengan awal peznggunaan narkoba. Namundemikian, banyak pengglma narkoba yang berusaha mengubah polapemakaiannya dan menginisiasi suatu proses perubahan. Fenomena adanyausaha untuk melakukan perubahan pada individu yang rnengalami ketergantungannarkoba menunjukkan bahwa merelca melakukan penyesuaian terhadap tuntutanyang bersifat internal maupun ekstemal atau dengan kata lain melakukan coping.Dari beberapa hasil penelitian dikelahui ada beberapa faktor yang mempengaruhi coping stress individu, diantaranya faktor religiusitas. Banyak penelitianmenunjukkan keyakinan religius dihubungan dengan hasil kesehatan mental danEsmlc yang posilii Pada pengguna narkoba, agama mempakan salah satu yangpaling konsisten berkorelasi dengan penunman pemakaian narkoba. Selain itufaktor lain yang membantu proses coping individu adalah locus of contral danpersepsi terhadap adanya dukungan sosial yang diberikan.Penelirian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus.Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa remaja pengguna narkoba pada kasusini mempnnyai dinarnica dalam mempersepsikan dan mengatasi sires denganaspek-aspek yang mempengaruhi perilaku coping stress-uya selama programpenyembuhan keterganlungn terhadap narkoba. Kedua subjek remaja pada kasusini mengembangkan kedua pola jenis coping stress, yaitu problem focused danemotion focused siraiegies.Aspek internal remaja yang ditelili pada kasus ini yaitu orientasireligiusitas, focus of control dan persepsi yang positif terhadap aclanya dukungansosial yang diterima menjadi sumber daya (bzgyer) yang mempengaruhi copingstress mereka sehingga mereka masih berperilaku adaptif selama berada dipesantren rehabilitasi. Namuu demikian, pada situasi yang tidak kondusif seperlziadanya konflik dengan orang tua (ayah) ketika mereka kembali ke lingkungan rumah, menyebabkan mereka melakukan coping maladaptl yaitu relapse.Konflik dengan ayah menyebabkan remaja mempunyai persepsi yang negatifterhadap adanya duklmgan sosial dari ayah, m pengaruhi orientasi religiusitasdan focus of control remaja. Relapse ditentukan oleh interaksi antaminclividu,situasi dan fisiologis. Relapse pada remaja pada kasus disebabkanoleh kondisi fisiologi yang masih berada dalam taraf penyembuhan, dan dipicuoleh adanya situasi konflik yang menyebabkan mereka memsa tidak memplmyaikompetensi dalam melakukan coping stress yang adaptif Di sisi lain merekamempunyai keyakinan bahwa narkoba dapat memberikan efek positif yangsehingga mereka dapar meminimalislr atau keluar dari kondisi yangnegatliPerilaku pada fase perubahan aktif dari ketergantungan (adiksi),dipengaruhi oleh fuktor treatment, gender, motivasi,usia, kepribadian, fungsikognitif psikososial (Davies dan Stacey dalam Marlatt & Boer, 1988). Untuk itumuntuk penelitian selanjutnya adalah agar melakukan penelitian denganjumlah subjek yang lebih banyak dengan melihat pengaruh pabedaan faktortreatment, usia, tingkat ketergantungan dan pola asuh orang tua. Untuk penelitianselanjutnya disarankan agar melakukan penelitian dengan pendekatan kuantitatifsehjngga diperoleh hasil yang dapat terukur secara statistik. |