Skizofrenia merupakan gangguan jiwa berat yang sebenarnya dapat terjadi pada siapa saja. Diperkirakan satu dari 100 penduduk dunia menderita skizofrenia.Menurut situs British Columbia Schizophrenia Society, penyakit ini biasanyamuncul pada usia 16-25 tahun. Namun pada perempuan umumnya Iebih lambat,antara 20-30 tahun (Kompas, 28 Januari 2002).Di Indonesia, jumlah penderita skizofrenia juga cukup besar. Datamenunjukkan bahwa gangguan jiwa ini diderita oleh 6-I9 orang per 1000penduduk. Jika jumlah seluruh penduduk Indonesia saat ini sudah mencapai 200 juta jiwa maka tak kurang dari 2 juta penduduk Indonesia menderita skizofrenia(Kompas, 28 Januari 2002) dan 60% lebih penghuni RS Jiwa di Indonesia adalahpenderita skizofrenia.Skizofrenia memiiiki simtem (gejala) utama gangguan pada pikiran, emosidan tingkah laku. Gangguan pikiran berupa ide-ide atau pikiran-pikiran yang tidaksecara logis saling berhubungan; gangguan emosi berupa emosi yang datar dan tidak sesuai situasi serta toleransi stress yang rendah dalam hubungan interpersonal; dan gangguan tingkah laku berupa tingkah laku yang aneh (bizarre)Karakteristik diatas dapat diukur melalui alat diagnostik yang sudah ada,Salah satunya dengan tes Rorschach. Tes Rorschach merupakan salah satu tes proyeksi yang terdiri dari 10 kartu inkblot, dimana subyek diminta untukmenyebutkan gambar apa yang ada dalam kartu tersebut. Tujuan utama daritehnik ini adalah mengukur struktur kepribadian dengan penekanan padabagaimana individu membangun pengalamannya (cognitive strucmring) dan artiyang diberikan pada pengalaman persepsi mereka (thematic imagery) (Weiner,1994, dalam Groth-Marnat, 1999).Salah satu ahli yang mengembangkan tes Rorschach antara lain adalahBruno Klopfer dan Douglas G. Kelley. Dalam bukunya yang berjudul TheRorschach Technique (1946), Klopfer dan Kelley membahas tentang tanda-tandadementia precox Mereka mengumpulkan penelitian-penelitian dari berbagai ahlidan menggabungkannya dalam suatu daftar yang memuat berbagai macam skor yang merupakan indikasi dari dementia praecox, yang kemudian hari disebut Skizofrenia.Pada penelitian ini ingin diketahui apakah tanda-tanda skizofrenia yang disusun oleh Klopfer & Kelley (1946) memang dijumpai pada kasus-kasus yangtelah mendapatkan diagnosis skizofrenia, khususnya skizofrenia paranoid.Adapun tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah peneliti inginmengembangkan Tes Rorsehach sebagai salah satu alat diagnostik yang bisamemprediksi gangguan skizofrenia khususnya skizofrenia paranoid berdasarkan 20 tanda-tanda skizofrenia yang disusun oleh Klopfer & Kelley.Penelitian seperti ini pernah dilakukan Sebelumnya oleh Jeanette Murad,Irene Farich, Augustine Rizal, Mira Rumeser, dan Farida Lestira Subarja padatahun 1983-1984. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa tanda-tandaskizofrcnia yang dikemukakan oleh Klopfer & Kelley (1946) tidak seluruhnya menunjukkan kesuaian dengan hasil analisis yang mereka lakukan pada penderitaskizofrenia di Jakarta Pada salah satunya sarannya, mereka menyebutkanpentingnya pengelompokan yang spesifik pada penderita skizofrenia karenamasing-muing sub tipe memiliki ciri menonjol yang berbeda dan kemungkinanmereka menampilkan reaksi yang berbeda pula terhadap kartu. Dengan sampelyang homogen diharapkan kesimpulan yang diambil bisa lebih pasti.Penelitian ini lebih bersifat eksploratif. Cara yang dipakai adalah denganmembandingkan tanda-tanda skizofrenia yang telah disusun oleh Klopfer & Kelley (1946) dengan hasil tes Rorschach dari penderita skizofrenia paranoid diRSAL Dr Mintoharjo dan RSPAD Gatot Soebroto. Penelitian ini juga inginmengetahui tanda-tanda skizofrenia mana saja yang memiliki persentase sedang (25%-50%) dan tinggi (lebih dari 50%). Hasil analisis ini kemudian dibandingkandengan hasil analisis Murad, et. Al (1983). Hasil dari penelitian ini diharapkanbisa memberikan hipotesa yang lebih jelas dari penelitian sebelumnya. Instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah protokol Rorschach yang diambiloleh mahasiswa yang sedang mengambil pendidikan profesi psikolog di BagianPsikologi Klinis Universitas Indonesia, periode tahun |994 s.d. 2002.Dari hasil penelitian diketahui bahwa tanda-tanda skizofrenia yangdiajukan oleh Klopler & Kelley tidak seluruhnya menunjukkan kesesuaian denganhasil analisis dari 30 penderlta skizofrenia paranoid di Jakarta. Dari 20 tanda, ada 12 tanda yang bisa dikatakan cukup indikatif untuk skizofrenia. Ada 4 tanda yangdianggap cukup sesuai (lebih dari 50%) dengan tanda-tanda skizofrenia yang diajukan oleh Klopfcr & Kelley dan ada 8 tanda yang menunjukan presentaseyang cukup tinggi (25%-50%). Tanda-tanda lainnya juga ditemui pada penderita skizofrcnia yang paranoid, tapi dalam jumlah yang sangat sedikit (dibawah 25%).Hasil analisis Murad. et.a|. (1983) menyebutkanbahwa dari 20 tanda-landaskizofrenia, hanya ada 7 tanda-tanda yang cukup sesuai dengan tanda-tandaskizofrenia yang diajukan oleh Klopfer & Kelley. Adanya perbedaan hasil analisispenelitian ini dengan hasil penelitian Murad et.al. (l983), mungkin dipengaruhioleh pemilihan sampel yang lebih spesilik dari penelitian sebelumnya. |