Banyak kasus yang ditangani oleh psikolog anak adalah gangguanperkembangan pada anak, terutama anak usia sekolah. Salah satu gangguanperkembangan tersebut diknal sebagai Attention Deficit/Hyperactive Disorder(AD/HD). Gangguan ini memiliki ciri-ciri adanya tingkah laku tertentu yang berulangdan berlangsung minimal selarna 6 bulan. Tiugkah laku yang dikategorikan sebagaigangguan adalah tingkah laku yang inattenrion, hyperactivity, dan impolsivity Anakdengan gangguan AD/HD ini menunjukkan rentang perhatian yang singkat, muclahterganggu (distractibility) atau tidak bisa tenang (restless). Aspek sosial anak pundapat terganggu karenanya. Kemarnpuan berelasi sosial menjadi rendah, kontrol diriyang buruk, bahlcan cenderung tidal: mematuhi perintah clan bertindak agresif.Demikian pula pada aspek kognitif dan akademik, dimana AD/HD menyebabkankurangnya perhatian dan timbulnya kesulitan belajar spesiflkPenyebab AD/HD adalah disfungsi neurologis di otak, dan penangananAD/HD secara psikologis Iebih ditekankan pada terapi tingkah laku (BehaviorTherapy). Karena itu, penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai AD/HDdari tinjauan neurologis, baik secara teori maupun praktis, yaitu berdasarkan teoriSensory Integration.Teori Sensory Integration mengemukakan bahwa. integrasi sensori merupakanproses pengolahan informasi di otak Otak, sebagai mesin sensoris, hams dnpatmemilih, mengernbangkan, melanjutkan, menghambat, membandingkan, danmengasosiasikan informasi-informasi sensoris secara Heksibel dan dengan pola yangberubah-ubah. Singkatnya, otak harus mengintegrasikan seluruh informasi yangmasuk melalui sensor-sensor dari tubuh sehiugga manusia dapat berfungsi optimal.Proses integrasi sensori yang terjadi pada manusia dirnulai dari proses penerimaaninformasi oleh indera yang dirniliki oleh rnanusia, kemudian diolah oleh susunansaraf pusat (SSP). Akhirnya respon yang diberikan oleh indera.-indera manusia, yaituindera dekat : tactile, vestibular, clanproprioceptive, serta indera jauh 1 pengelihaian,penciuman, perabaan, perasa, dan pendengaran.Anak dengan gangguan pada proses integrasi sensori menunjukkan tingkahIaku yang berbeda dengan anak pada umumnya Perbedaan perilaku itu seringdilihatsebagai ciri-ciri dari AD/HD, yaitu inattetion, hyperactivity, dan restless. Untukmengatasi permasalahan telsebut, maka anak diberikan suatu program intervensi atautetapi yang berbasis sensory integration. Prinsip utama dari intervensi ini adalahmenyediakan kesempatan hagi individu untuk mendapatkan informasi melalui indera-indera dekat, yaitu proprioceptive, vestibuiar, dan tactiie. Sedangkan tujuan dariintervensi ini adalah memodulasi onntasi pertahanan dari sistem saraf individudengan menggunakan lingkungan dan pengalaman sensoris, serta untuk menghasilkantingkah laku adaptif yang sesuai. Juga untuk memperbaiki keseimbangan antarainhibisi dan eksitasi dalam sistern saraf atau secara sederhana meningkatkan fungsiSSP.Berdasarkan pengamaian dan analisis yang dilakukan, maka dapatdisimpulkn bahwa clalam penanganan kasus ADH-ID dapat digunakan pendekatanSensory Integration, yaitu pendekatan yang menitikberatkan pada kemampuanindiviclu untuk memfungsikan sensor-sensor tubuh atau indera, agar dapai memprosesinfonnasi yang masuk dengan efektif dan menghasilkan tingkah laku yang adaptifiPenjngkatan kemampuan individu dengan AD/HD yang ditangani dengan terapiSensory Integration tampak pada meningkatnya rentang perhatian (attention) dankemampun untuk merenoanakan gerak (impulsivitas) dan mengorganisasikan gerakHyperactivity). Ini disebabkan kemampuan individu untuk kedua hal tersebutberkembang seiring berkembangnya kemampuan dari indera-indera sensorisnya.Dengan demikian dapat dianggap bahwa, melalui kegiatan-kegiatan sensoryintegration ini maka proses penerimaan dan pengolahan infommasi yang teljadi diotak menjadi lebih baik, seiring dengan tampilan tingkah laku yang lebih adaptif dariindividu dengan AD/HD.Beradasarkan hal tersebut, maka pendekatan dengan menggunakan sensoryintegration ini dapat clisarankan untuk menangani individu dengan AD/HD. |