Salah satu masalah yang paling serius dan menonjol yang sedang dihadapi umat manusiasaat ini adalah pcnyalahgunaan NAPZA di kalangan rcmaja. NAPZA mem-pakankependekan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya.Penyalahgunaan NAPZA adalah pemakaian obat dan zat berbahaya lain secara terusmenerus atau sekali-sekali secara berlebihan, dan tidak menurut petunjuk doktcr, serladapat menimbulkan gangguan-gangguan terlentu baik badan maupun jiwa seseorang,diikuti oleh akibat sosial yang tidak diinginkan (Wibisana, 1991).Permasalahan mengenai penyalahgunaan NAPZA di Indonesia saat ini sangatmemprihatinkan, Permasalahan ini muncul pertama kali pada tahun 1969 ketikaditemukannya seorang pasien penyalahguna NAPZA di suatu rumah sakit di Jakarta,namun sekarang sepertinya tidak ada satu pun rumah sakit yang tidak merawat pecandubaikrakibat langsung clari ketergantungannya terhadap zat maupun akibat yang terjadipada organ tubuh mereka (Padmohoedojo, 2000), estimasi jumlah penyalahguna diIndonesia adalah 1,3 juta orang.Peningkatan kuantitas penyalahguna yang diiringi dengan peningkatan kualitas zat yangdisalahgunakan, serta peredaran dengan berbagai cara menyebabkan penyalah-gunaanzat telah merebak ke hampir semua sekolah di kota besar (DIKBUD, 1999), bahkan dikota-kota pinggiran dan kota kecil. Mengingat usia awal mengenal clan menggunakan zatsemakin mud; besarnya biaya yang dihamburkan, dampak penyalahgunaan yangmengancam turunnya mutu SDM, sulitnya keluar dari ketergantungan, dan masih belumditemukan upaya penanggulangan penyalahgunaan zat yang sempuma dan memuaskanmaka dirasakan semakin perlunya ditingkatkannya upaya untuk memperoleh informasiyang dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas upaya penanggulangan terutama upayapreventif.Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kondisi keluarga, kondisi sekolah, temansebaya dan ketersediaan NAPZA pada remaja non penyalahguna NAPZA dan remajapenyalahguna NAPZA. Kondisi keluarga, kondisi sekolah, teman sebaya dan ketersediaan NAPZA yangdiungkap dalam penelitian ini adalah kondisi-kondisi yang dapat mempengaruhi remajauntuk menolak menyalahgunakan NAPZA mengacu pada teori belajar sosial Bandura(1986), pendapat dan hasil penelilian Rhodes dan Jason (1990), Blum dkk. (dalamAtkinson, 1997), Utami Munandar (1996), Slavin (1997), Fisher dan Harrison (1997),Rutter dkk. (1998), Bonnie Bernard (dalam Fisher 8: Harrison, 1997), serta Wiccaro &Mc Namara(dalam Jason & Eames, 1997).Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah The Adolescent Versionof The Substance Abuse Subtle Screening Inventory dan kuesioner. TheAdolescent Version Qf The Substance Abuse Subtle Screening Inventory digunakan untukmcngklasikan subyek pcnelitian menjadi dua kelompok, remaja penyaiahguna NAPZAdan remaja non penyalahguna NAPZA, Instrumen ini digunakan karena memiliki tingkatakurasi yang tinggi, murah dan mudah mengelolanya.Penelitian ini dilakukan di empat SMU di Bogor. Subyek penelitian ini adalah siswakelas dua SMU yang masih aktif sekolah dan bemsia antara 15 sampai 18 tahun. Dari 315subyek, ada 296 yang terklasifikasi sebagai remaja non penyalahguna dan 19 subyeksebagai remaja penyalahguna,Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum kondisi keluarga, kondisi sekolah,teman sebaya, dan ketersediaan NAPZA di lingkungan remaja non penyalahgunaNAPZA berbeda secara signifikan dengan kondisi keluarga, kondisi sekolah, temansebaya dan ketersediaan NAPZA di lingkungan remaja penyalahgunaUntuk penelitian lebih lanjut disarankan untuk menambahkan jumlah sampel terutamayang, menyalahgunakan zat dan menambahkan variabel, yakni karakteristik individu. |