:: UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Pendekatan rational emotive melalui konseling dalam upaya mengatasi kecemasan tahanan pada awal penahanan di Lapas Bogor

Cup Santo; Siti Dharmayati B. Utoyo, supervisor (Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005)

 Abstrak

Peristiwa bunuh diri, melukai diri, pelselisihan atau perkelahjan sesama tahanan, dan pelanggaran tata tertib sebagai akibat kebingungan tahanan baru, yang membawa konsekwensi pemberian sanksi pada tahanan yang melakukannya, pada umumnya terjadi pada satu bulan pertama tahanan menjalani penahanan dalam Lapas (lihat halaman 3 - 5 dan 35-37). Perilaku yang ditampilkan tahanan pada awal penahanannya dalam Lapas, dimulai dari ketika pertama kali mereka memasuki Lapas sampai dengan beberapa minggu/ bulan kemudian, memperlihatkan perilaku yang "bermasalah" (lihat halaman 2). Menu:-ut beberapa pendapat ahli, perilaku-perilaku tersebut merupakan simtom-simtom kecemasan (lihat halaman 2 dan 38).
Perilaku kecemasan yang ditampilkan tahanan, dan herbagai kejadian yang dilakukan atau dialami tahanan, pada umumnya terjadi pada awal mereka menjalani penahanan dalam Lapas. Hal ini menunjukkan adanya masalah yang dihadapi tahanan pada awal penahanan, atau satu bulan pertama mereka menjalani pertahanan.
Kecemasan yang dialami tahanan pada awal penahanan dcngan berbagai perilaku yang menycrtainya, merupakan kondisi yang mengganggu keamanan dan ketertiban Lapas. Kondisi kamtib yang terganggu merupakan hambatan pada perwujudan situasi kondusif bagi pelaksanaan perawatan dan pembinaan yang efektif, dengan dampak lebih lanjut, terganggunya pencapaian visi Lapas dalam membangun manusia mandiri.
Periode awal penahan dalam Lapas, merupakan masa transisi kehidupan bagi seorang tahanan, transisi dari kehidupan bebas di masyarakat kepada kehidupan sebagai terhukum/terpenjara dalam Lapas dengan segala perubahan pada aspek fisik lingkungan, sosial, dan psikologisnya. Perubahan ini merupakan masa krusial bagi seorang tahanan, sehingga dipandang perlu adanya dukungan dan bimbingan pada talnanan dalam menjalani perubahan tersebut, sehingga terhindar dari kemungkinan munculnya perilaku-perilaku maladaptif dan deslruktifi Di dalam sistem pemasyarakatan terdapat program Mapenaling, yang ditujukan untuk rnembantu tahanan baru agar dapat mengenal/menyesualkan diri dengan Iingkungan dan pelayanan Lapas/ Rutan (lihat lampiran 20). Program Mapenaling yang dilaksanakan dapat "dilengkapif ditunjang" dengan pendekatan psikologis, sehingga dapat memberikan hasil yang optimal.
Salah sam pendekatan psikologis yang dapat dilaksanakan di lingkungan Lapas adalah Konseling. Kecemasan ditimbulkan oleh adanya pikiran, keyakinan, atau pemyataan yang tidak rasional (lihat halaman 18). Pikiran, keyakinan, atau pernyataan yang tidak rasional pada diri tahanan, dimungkinkan bersumber dari adanya pengalaman traumatik, persepsinya tentang Lapas sebagai tempat yang "menakutkan" dan interprclasinya terhadap kondisi fisik, sosial, dan psikologis lingkungan Lapas (Lihat halaman 5 - 7 dan 41).
Untuk mengatasi kecemasan dapat dilakukan dengan merubah atau menerralisir pikiran, keyakinan, atau pemyataan yang tidak rasional, dengan pikiran, keyakinan, atau pemyataan yang rasional dan realistik (lihat halaman 27). Upaya yang dapat dilakukan unfuk merubahnya, adalah dengan menggunakan pendekatan Rational Emorive melalui kegiatan konseling (lihat halaman 28, 29 dan 31). Agar konseling dalam lingkungan Lapas dapat dilaksanakan secara berkesinambungan dan beljangka panjang, maka diperlukan adanya tenaga-tenaga konselor yang terlatih dan profesional pada Lapas yang bersangkutan.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka program intervensi yang ditawarkan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah Pelatihan Konseling Rational Emotive bagi Petugas Lapas. Uraian lengkap mengenai program intervensi, dapat dilihat pada Bah IV halaman 46 - 57 dan lampiran 1 - 19. 12 Setelah dilaksanakan pelatihan konseling Rational Emotive, diharapkan petugas yang bersangkutan dapat memberikan bimbingan atau konseling kepada tahanan bam yang mengalami kecemasan. Apabila hal tersebut dapat dilakukan, maka kecemasan yang dialami tahanan dengan berbagai perilaku yang menyertai (diakibatkannya), dapat diatasi. Dengan teratasinya masalah tersebut, akan menghasilkan kondisi Lapas yang kondusif bagi pelaksanaan perawatan dan pembinaan warga binaan, sehingga memungkinkan bagi pencapaian visi lapas dalam membangun manusia mandiri.
Demikian kandungan- pokok-pokok pikiran yang dapat disampaikan dari penulisan Tugas Akhir ini.

 File Digital: 1

Shelf
 T-Cup Santo.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : T-Pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik : xiii, 66 hlm. : ill. ; 30 cm. + lamp.
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T-Pdf 15-20-963296134 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20343582