Tindak kekerasan adalah suatu hal yang dianggap biasa dan terjadi di seluruh dunia., juga dalam hubungan berpacaran. Bentuk kekerasan paling umum adalah emotional abuse. Emotional abuse meliputi tingkah laku dan sikap yang secara tidak langsung mengintimidasi, memanipulasi, dan menolak perhatian dari pasangarmya (Engel, 2002). Hubungan berpacaran dibina serius saat memasuki usia dewasa muda yaitu umur 20 tahun ke atas untuk mengambil keputusan menikah atau tetap melajang (Papalia dan Olds, 1995). Pertanyaan penelitian ialah bentuk emotional abuse apa yang dialami korban dalam hubungan berpacaran, penghayatan korban terhadap emotional abuse, pertimbangan korban untuk bertahan dalam hubungan berpacaran, dan tindakan korban untuk menghentikan emotional abuse. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran umum emotional abuse pada dewasa muda yang berhubungan berpacaran di Jakarta. Hasil penelitian bennanfaat untuk membuat program pencegahan kekerasan dalam hubungan berpacaran pada dewasa muda.Penelitian ini menggunkan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara terfokus dan mendalam. Analisa hasil penelitian dilakukan dengan teknik analisa isi. Hasil penelitian meliputi awal terjalinnya hubungan pacaran dan emotional abuse, bentuk-bentuk emotional abuse, penghayatan subyek terhadap emotional abuse, pengambilan kepumsan untuk mempertahankan atau memutuskan hubungan berpacaran. Kesimpulan dari penelitian ini adalah hublmgan berpacaran yang diwamai dengan emotional abuse biasanya terjalin cepat, penyebab utama emotional abuse adalah perasaan cemburu yang berlebihan, subyek kaget dan bingung saat emotional abuse telj adi serta berusaha menerima hal. Reaksi pasangan saat akan ditinggalkan subyek umumnya adalah menangis. Subyek yang telah mantap untuk memutuskan hubungan biasanya telah lelah menanggung beban psikologis. Sedangkan yang memilih untuk bertahan memiliki perasaan sayang dan keyakinan bahwa pasangannya dapat berubah.Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan penelitian terhadap perspektif laki-laki sebagai korban dan kepada pasangan yang hubungan berpacarannya mengalami emotional abuse. Penelitian ini juga dapat dijadikan acuan untuk membuat program pelatihan bagi pelajar dan mahasiswa mengenai hubungan interpersonal yang sehat dan setara. |