Keluarga merupakan lembaga sosial pertama dan terpenting bagi manusiauntuk berinteraksi. Keluarga memprmyai peran yang sangat panting bagiperkembangan kepribadian dari sejak ia kecil sampai dewasa. Menurut Lidz,Fleck, dan Comelison (1965) keluarga dipandang sebagai kekuatan pembentuk kepribadian anak. Keluarga memberikan dasar yang sangat penting untukpembentukan kepribadian anak melalui keturunan (hereditas), dan akanmemberikan kontribusi yang terus menerus baik melalui contoh, pembelajaran,ataupun melalui interaksi dengan anggota keluarga yang lainnya. Di lingkungan keluargalah seorang manusia mulai mengenal rasa cinta kasih, memberikan rasa cinta kasih kepada sesama manusia, mulai belajar cara-cara melakukan hubunganinterpersonal, dan menyesuaikan diri dengan orang lain di sekitarnya, sertaberbagai kemampuan dasar bagi kehidupan seseorang nantinya yang akan sangatmenentukan keberhasilannya dalam menghadapi hidup di masa yang akan datang.Oleh kanena itu segala bentuk komunikasi, kepribadian orang tua, serta situasi di dalam keluarga akan sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian anggota keluarga. Karena di dalam unit keluarga inilah anak dipersiapkan untuk beradadalam huhungan sosial dengan orang lain dan kelompok sosial di masyarakat.Beberapa penelitian menyatakan bahwa dalam keluarga dengan kondisiyang patologis dapat memunculkan simtom skizofrenia pada anggota keluarga,terutama pada anak. Yang dimaksud dengan kondisi patologis disini terutamaadalah hubungan antara anak dengan ibu, pola komunikasi yang tidak tepat, serta pola asuh orang tua yang kurang sesuai (Lidz, Fleck, & Cornelison,l965).Sebuah penelitian yang dilakukan terhadap keluarga-keluarga dengan anak yang menderita skizofrenia menujukkan adanya masalah komunikasi dalam struktur keluarga, lebih jauh lagi, ternyata terdapat pola komunikasi yang berbeda antarakeluarga dengan anak-anak yang yang menderita skizofrenia dengan keluarga dengan anak»anak yang normal (Salzinger, 1973). Meskipun dari berbagai hasilpenelitian yang telah dilakukan belum cukup meyakinkan untuk membuktikan bahwa pola komunikasi yang patologis menyebabkan skizofrenia, tetapi Clausen(dalam Salzinger, 1973) berpendapat bahwa pola komunikasi tetap memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan kepribadian anak.Beberapa pasien skizofrenia biasanya berasal dari keluarga yang gagalmenjalankan fungsinya dan memiliki perilaku patologis. Di dalam keluarga seperti itu secara signifikan akan meningkatkan stres pasien skizofrenia (Lidz,Fleck, & Comelison, 1965).Menurut Lidz (1965), skizofrenia juga merupakan defciency disease.Yang dimaksud dengan deficiency disease disini adalah gangguan ini munculakibat kurangnya pengasuhan dan arahan untuk beradaptasi dari masa kanak-kanak ke arah hidupnya untuk menjadi orang dewasa yang mandiri (Lidz, Fleck,& Comelison, l965). Oleh ketiga tokoh tersebut, defisiensi ini dikelompokanmenjadi tiga bagian, yaitu defisiensi pengasuhan orang tua., dimana biasanyaanggota keluarga menjadi tidak mampu untuk mencapai otonomi diri. Defisiensi yang kedua adalah kegagalan keluarga sebagai institusi sosial untuk menggali kemampuan anak, menciptakan lingkungan keluarga yang bebas konflik, sertamemberikan peran yang sesuai dengan usia dan jenis kelamin. Defisiensi yang terakhir adalah adanya kerusakan atau gangguan pola komunikasi dan budaya dalam keluarga Beberapa penelitian menemukan bahwa pola komunikasi yangsalah dari orang tua secara signifikan memainkan peranan dalametiologi/penyebab munculnya skizofrenia.Penelitian ini dilakukan untuk melihat latar belakang keluarga pasienskizofrenia. Yang dimaksud dengan latar belakang keluarga, meliputi karakteristikorang tua; fungsi keluarga yang mencakup pengasuhan orang tua, fungsi keluarga sebagai institusi sosial, serta fungsi keluarga dalam transmisi komunikasi dan teknik adptasi; dan gaya komunikasi yang digunakan oleh keluarga, mencakupdouble bind, serta ekspresi emosi. Responden yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah pasangan suami istri yang memiliki anak dengan diagnosa skizofreniaMetode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif denganwawancara mendalam terhadap kedua orang tua pasien skizofrenia.Hasil penelitian ini adalah, bahwa ketiga keluarga memilikj keunikankarakteristik orang tua. Kesamaan karaktenstik yang menonjol dari sosok ayah adalab sikap tidak mau terpengaruh oleh kebutuhan anak. Sedangkan karakteristikyang menonjol dari sosok ibu adalah memanjakan anak Dari ketiga keluarga, satu keluarga secara menonjol menampilkan kegagalan dalam menjalankan fungsi keluarga, sedangkan dua keluarga lainnya walaupun tidak menonjol tetapmengarah kepada kegagalan fungsi keluarga, yaitu adanya dekctive transmission of instrumenral techniques. Ketiga keluarga juga memiliki kecenderungan untukmelakukan double bind pada anak-anak, dengan tidak konsistennya reward danpunishment yang diberikan Hasil lainnya menunjukkan bahwa dua dari tiga keluarga responden menampilkan ekspresi emosi yang tinggi. |