:: UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Latar belakang keluarga pasien skizofrenia

(Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005)

 Abstrak

Keluarga merupakan lembaga sosial pertama dan terpenting bagi manusia
untuk berinteraksi. Keluarga memprmyai peran yang sangat panting bagi
perkembangan kepribadian dari sejak ia kecil sampai dewasa. Menurut Lidz,Fleck, dan Comelison (1965) keluarga dipandang sebagai kekuatan pembentuk kepribadian anak. Keluarga memberikan dasar yang sangat penting untuk
pembentukan kepribadian anak melalui keturunan (hereditas), dan akan
memberikan kontribusi yang terus menerus baik melalui contoh, pembelajaran,
ataupun melalui interaksi dengan anggota keluarga yang lainnya. Di lingkungan keluargalah seorang manusia mulai mengenal rasa cinta kasih, memberikan rasa cinta kasih kepada sesama manusia, mulai belajar cara-cara melakukan hubungan
interpersonal, dan menyesuaikan diri dengan orang lain di sekitarnya, serta
berbagai kemampuan dasar bagi kehidupan seseorang nantinya yang akan sangat
menentukan keberhasilannya dalam menghadapi hidup di masa yang akan datang.
Oleh kanena itu segala bentuk komunikasi, kepribadian orang tua, serta situasi di dalam keluarga akan sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian anggota keluarga. Karena di dalam unit keluarga inilah anak dipersiapkan untuk berada
dalam huhungan sosial dengan orang lain dan kelompok sosial di masyarakat.
Beberapa penelitian menyatakan bahwa dalam keluarga dengan kondisi
yang patologis dapat memunculkan simtom skizofrenia pada anggota keluarga,terutama pada anak. Yang dimaksud dengan kondisi patologis disini terutama
adalah hubungan antara anak dengan ibu, pola komunikasi yang tidak tepat, serta pola asuh orang tua yang kurang sesuai (Lidz, Fleck, & Cornelison,l965).
Sebuah penelitian yang dilakukan terhadap keluarga-keluarga dengan anak yang menderita skizofrenia menujukkan adanya masalah komunikasi dalam struktur keluarga, lebih jauh lagi, ternyata terdapat pola komunikasi yang berbeda antara
keluarga dengan anak-anak yang yang menderita skizofrenia dengan keluarga dengan anak»anak yang normal (Salzinger, 1973). Meskipun dari berbagai hasil
penelitian yang telah dilakukan belum cukup meyakinkan untuk membuktikan bahwa pola komunikasi yang patologis menyebabkan skizofrenia, tetapi Clausen
(dalam Salzinger, 1973) berpendapat bahwa pola komunikasi tetap memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan kepribadian anak.
Beberapa pasien skizofrenia biasanya berasal dari keluarga yang gagal
menjalankan fungsinya dan memiliki perilaku patologis. Di dalam keluarga seperti itu secara signifikan akan meningkatkan stres pasien skizofrenia (Lidz,Fleck, & Comelison, 1965).
Menurut Lidz (1965), skizofrenia juga merupakan defciency disease.
Yang dimaksud dengan deficiency disease disini adalah gangguan ini muncul
akibat kurangnya pengasuhan dan arahan untuk beradaptasi dari masa kanak-kanak ke arah hidupnya untuk menjadi orang dewasa yang mandiri (Lidz, Fleck,& Comelison, l965). Oleh ketiga tokoh tersebut, defisiensi ini dikelompokan
menjadi tiga bagian, yaitu defisiensi pengasuhan orang tua., dimana biasanya
anggota keluarga menjadi tidak mampu untuk mencapai otonomi diri. Defisiensi yang kedua adalah kegagalan keluarga sebagai institusi sosial untuk menggali kemampuan anak, menciptakan lingkungan keluarga yang bebas konflik, serta
memberikan peran yang sesuai dengan usia dan jenis kelamin. Defisiensi yang terakhir adalah adanya kerusakan atau gangguan pola komunikasi dan budaya dalam keluarga Beberapa penelitian menemukan bahwa pola komunikasi yang
salah dari orang tua secara signifikan memainkan peranan dalam
etiologi/penyebab munculnya skizofrenia.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat latar belakang keluarga pasien
skizofrenia. Yang dimaksud dengan latar belakang keluarga, meliputi karakteristik
orang tua; fungsi keluarga yang mencakup pengasuhan orang tua, fungsi keluarga sebagai institusi sosial, serta fungsi keluarga dalam transmisi komunikasi dan teknik adptasi; dan gaya komunikasi yang digunakan oleh keluarga, mencakup
double bind, serta ekspresi emosi. Responden yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah pasangan suami istri yang memiliki anak dengan diagnosa skizofrenia
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan
wawancara mendalam terhadap kedua orang tua pasien skizofrenia.
Hasil penelitian ini adalah, bahwa ketiga keluarga memilikj keunikan
karakteristik orang tua. Kesamaan karaktenstik yang menonjol dari sosok ayah adalab sikap tidak mau terpengaruh oleh kebutuhan anak. Sedangkan karakteristik
yang menonjol dari sosok ibu adalah memanjakan anak Dari ketiga keluarga, satu keluarga secara menonjol menampilkan kegagalan dalam menjalankan fungsi keluarga, sedangkan dua keluarga lainnya walaupun tidak menonjol tetap
mengarah kepada kegagalan fungsi keluarga, yaitu adanya dekctive transmission of instrumenral techniques. Ketiga keluarga juga memiliki kecenderungan untuk
melakukan double bind pada anak-anak, dengan tidak konsistennya reward dan
punishment yang diberikan Hasil lainnya menunjukkan bahwa dua dari tiga keluarga responden menampilkan ekspresi emosi yang tinggi.

 File Digital: 1

Shelf
 T-PDF Rina Rakhmawati.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : T38487
Penerbitan : [Place of publication not identified]: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik : xi, 133 hlm. ; 30 cm. + lamp.
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T38487 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20343823