Sejak memasuki usia sekolah, keluarga tidak lagi menjadi satu-satunyalingkungan yang berperan besar dalam kehidupan anak. Terlebih lagi padaakhir masa usia sekolah, dimana anak mulai memasuki usia prapubertas- Pada masa ini, di samping orang tua, lingkungan pergaulan dengan temanmempunyai pengaruh yang cukup besar bagi perkembangan anak.Ada sejumlah kemajuan yang dibuat oleh anak selama masa usiasekolah, yang menyebabkan hubungan pertemanan yang mereka bentukmenjadi semakin kompleks dan berarti. Salah satunya adalah kemampuan yang lebih baik untuk memahami perspektif kebutuhan, dan perasaan orang lain.Dengan kemampuan ini, anak mulai mengutamakan adanya rasa setia kawan,pengertian, dan berbagi perhatian dalam berteman. Harapan tentangpersahabatan dalam cara yang lebih kompleks pun makin berkembang.Memasuki masa remaja., khususnya pada masa remaja awal, kebutuhanakan sahabat ini semakin bertambah. Sekalipun hubungan dengan keluargatetap dekat, sahabat menjadi penycedia dukungan pada masa remaja. Sejalandengan bertambahnya usia, remaja menginginkan hubungan yang lebih dekat, yang meliputi berbagi perasaan, pikiran, dan masalah-masalah pribadi.Adanya rasa setia kawan, perhatian, dan keinginan untuk berbagimerupakan beberapa kualitas yang ada dalam sebuah hubungan persahabatan.Kualitas persahabatan sendiri mengacu pada ciri atau sifat yang esensial dari sebuah persahabatan. Parker dan Asher (1993) mengemukakan enam kualitaspersahabatan yang meliputi : validation and caring, conflict and betrayal,compambnshy and recreation, help and guidance, intimate exchange, danconflict resolution.Sejumlah faktor diperkirakan berpengaruh terhadap kualitaspersahabatan. Faktor-faktor tersebut meliputi attachment orangtua-anak, usia,dan jender. Adanya perbedaan kualitas attachment (secure dan insecure), usia(usia sekolah dan remaja), dan jender (laki-laki dan perempuan) diasumsikan juga akan menghasilkan perbedaan dalam kualitas persahabatan tertentu.Untuk menguji pemikiran di atas, penulis melakukan penelitian tentanghal ini. Sepanjang yang penulis ketahui, penelitian tentang pengaruh kualitas attachment, usia, dan jender terhadap kualitas persahabatan belum banyakdilakukan di Indonesia, terlebih lagi yang diukur pada masa usia sekolah dan remaja. Selain itu, kemungkinan adanya perubahan dalam kebutuhan akan sahabat dan perubahan dalam peran jender juga mendorong penulis untukmelakukan penelitian ini. Dalam kaitannya dengan kualitas attachment, penulis membatasi pengukuran hanya terhadap attachment antara ibu - anak. Hal ini dipilih mengingat ibu hampir selalu menjadi figur attachment utama dalam kehidupan anak.Penelitian yang dilakukan menggunakan metode kuantitatif danmelibatkan sejumlah siswa SD dan SLTP yang memenuhi karakteristiktertentu. Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner yang menggali kualitas attachment ibu-anak dan kualitas persahabatan anak. Seluruh data diolah dengan menggunakan program SPSS.Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa faktor jendermempunyai pengaruh yang cukup bermakna terhadap kualitas persahabatantertentu. Perbedaan yang bermakna antar kelompok juga ditemukan untuksejumlah kualitas persahabatan. Pertama, kelompok anak yang secureditemukan memiliki skor yang lebih tinggi secara bermakna untuk kualitas validation and caring, help and guidance, dan conflict resolution dibandingkandengan kelompok anak yang insecure. Kedua, kelompok anak usia sekolahditemukan memiliki skor yang lebih tinggi secara bermakna untuk kualitas companionship and recreation dan validation and caring dibandingkan dengankelompok anak remaja. Akhirnya, kelompok anak perempuan menunjukkanskor yang lebih tinggi secara bermakna untuk kualitas companionship andrecreation, validation and caring, dan intimate disclosure dibandingkan dengan kelompok anak laki-laki. Sejumlah hal tampaknya mempengaruhi hasil yang diperoleh, seperti faktor instrumen penelitian dan jumlah sampel. Untukpenelitian selanjutnya, beberapa saran diberikan berkaitan dengan hal itu. |